Setumpuk Kendala Pendidikan di Papua yang Dibawa ke Pusat
24 Maret 2021, 09:00:10 Dilihat: 293x

Jakarta, -- Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait memohon-mohon kepada Komisi X DPR RI agar membantu memperjuangkan pendidikan Papua kepada pemerintah pusat.
Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi X di Komplek DPR/MPR di Jakarta, Selasa (23/3), Christian mengungkap seabrek masalah pendidikan di Papua yang menurutnya sudah beberapa kali diperjuangkan ke pemerintah pusat.
"Pemerintah daerah (Provinsi Papua) bergantung pada bapak, ibu. Kami sekarang sangat bermohon-mohon untuk ini kita selesaikan masalah guru ini," kata dia di hadapan pimpinan dan anggota Komisi X.
Dengan suara lantang, Christian mengungkap ragam masalah pendidikan di Papua yang terdiri dari kendala kesejahteraan dan jaminan kehidupan bagi guru, minimnya sarana dan prasarana, hingga konflik sosial yang berdampak pada siswa.
Ia mengatakan pendidikan bagi masyarakat Papua sangat tertinggal dari daerah-daerah di Pulau Jawa. Pada kasus guru misalnya, ia bercerita perjuangan guru di Papua susah payah untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dengan keadaan sosial dan kemiskinan yang dialami.
"Mereka sudah lulus jadi pegawai negeri alhamdulillah setengah mati. Tapi kita belum bicara di mana mereka tinggal. Bagaimana mereka sampai di tempat kerja. Apa mereka aman atau tidak di sana," tuturnya.
Menurut Christian, konflik antara aparat keamanan dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan masyarakat lainnya memberikan dampak besar terhadap keamanan dan jalannya pendidikan.
Ia mengungkap di Kabupaten Nduga ada 4 ribu siswa yang sudah 2 tahun 8 bulan tidak sekolah karena konflik. Hal yang sama juga didapati di Kabupaten Intan Jaya.
Sementara pembelajaran jarak jauh (PJJ) tak bisa dilakukan di 64 persen wilayah Papua karena tak ada internet. Christian mengatakan ketika daerah lain melakukan belajar daring selama pandemi Covid-19, siswa di Papua terpaksa menjalankan pembelajaran di luar jaringan (luring).
Ia menyebut kebijakan kuota gratis yang diberikan Kemendikbud pun pada akhirnya tak bermanfaat di mayoritas wilayah Papua yang tak ada jaringan internet.
Dengan keadaan seperti ini, ia pun mengeluhkan sejumlah kebijakan pemerintah pusat yang sangat menggantungkan implementasi pembelajaran dengan internet. Seperti Asesmen Nasional (AN) pengganti Ujian Nasional (UN) yang dilakukan berbasis komputer.
Sedangkan di sisi lain, Papua masih memperjuangkan sarana prasarana yang paling mendasar. Christian bercerita ia mendapati guru melapor ke kantornya membawa amplop hanya untuk meminta fasilitas WC.
"Satu sekolah ada lima guru. Nanti satu guru pergi lobi ke pak gubernur, satu lobi ke Kadisdik, satu lobi ke DPR, satu lobi kepada siapa lagi, hanya minta WC atau ruang kelas atau buku. Lalu mereka tinggalkan sekolah itu," tuturnya dengan nada frustasi.
"Ini bukan tugas mereka, tapi hari ini mereka ambil alih tugas itu. Itu tugas kami, karena itu sarana prasarana juga termasuk," tambah dia.
Dalam kunjungannya ke Jakarta, Christian juga membawa pengajuan anggaran untuk 1.400 guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dan 3.527 guru honorer. Ia meminta gaji dan tunjangan guru tersebut dibiayai pemerintah pusat.
Ia menegaskan permintaan itu tak bisa ditawar. Pasalnya, pemerintah sudah menetapkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
"Kalau waktu Inpres 9/2020 tentang Percepatan Papua dan Papua Barat hanya empat tahun, maka sebenarnya ketika Papua mengusulkan sesuatu untuk percepatan pembangunan, seharusnya jangan ditawar," pungkas Christian.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.