Kemendikbud Buka Peluang Siswa SMK Dapat Gelar D1 dan D2
29 Januari 2021, 09:00:25 Dilihat: 288x

Jakarta,-- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana membuka peluang siswa mendapat gelar D1 atau D2 meskipun hanya belajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau tempat pelatihan atau kursus.
"Jadi kursus pelatihan jangka panjang bisa diintegrasikan dengan D1 atau D2. Jadi bisa menikahkan 17 ribu lembaga kursus pelatihan dengan perguruan tinggi vokasi," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (15/12).
Ia menjelaskan gelar D1 dan D2 yang diberikan kepada siswa bukan dikeluarkan oleh SMK atau tempat kursus. Nantinya, gelar diberikan oleh perguruan tinggi vokasi.
Jadi dengan skema itu, SMK dan tempat kursus harus bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk menyediakan program ini.
Dengan begitu, kata dia, kualitas dan pengawasan terhadap lulusan D1 dan D2 bisa tetap terjaga. Ia menekankan tidak sembarang lembaga kursus dan SMK bisa menawarkan program ini.
SMK yang ingin menawarkan program ini harus memenuhi syarat kualitas yang ditentukan Kemendikbud.
Kendati gelar dikeluarkan oleh perguruan tinggi, nantinya siswa tetap belajar di tempat kursus atau di SMK. Waktu belajar juga akan lebih singkat ketimbang menempuh jenjang pendidikan menengah dan tinggi secara terpisah.
"Dua fase itu bukan empat semester, tapi tiga semester. Jadi SMK tiga tahun plus tiga semester. Itu SMK fast track D2," tutur Wikan.
Mendorong Kampus Hapus D3 dan Beralih ke Sarjana Terapan
Sementara di ranah pendidikan tinggi, Wikan meminta perguruan tinggi dan politeknik segera mengubah program D3 menjadi sarjana terapan (D4). Ia berharap dalam beberapa tahun ke depan sudah tidak ada lagi program D3 di pendidikan vokasi.
Pendekatan ini ia ambil karena pihaknya menyadari keberadaan D3 tidak efektif bagi mahasiswa vokasi maupun industri. Pasalnya, kebanyakan mahasiswa D3 akan kembali mengambil studi untuk mendapat S1.
Kemudian ia mendapati kurikulum pendidikan D3 masih terlalu fokus pada pembelajaran teknis. Sehingga prospek pekerjaannya tidak seluas orang yang bergelar sarjana.
"Lulusan D4 nggak usah ambil S1, orang sudah setara S1. Ini yang sering sekali kita lupa. Winnya adalah lulusan akan menjadi lebih kompeten dan dapat penghargaan lebih baik," katanya.
Meskipun menginginkan semua perguruan tinggi melakukan pengalihan program, ia menekankan syarat untuk mengubah program studi D3 menjadi D4 ketat. Ia tak ingin nantinya kedua gelar memiliki kualitas yang sama.
Ia menegaskan akan ada pelatihan dan evaluasi kepada sumber daya manusia dan infrastruktur kampus sebelum program studi dialihkan. Begitu juga dengan penilaian untuk akreditasi.
Wikan mengatakan pengalihan prodi ini akan dibarengi dengan perubahan kurikulum. Pada program D4, kurikulum akan menguatkan pembelajaran soft skill, karakter dan mengintegrasikan pendekatan digital.
Ia mengklaim setidaknya 276 program studi vokasi di berbagai perguruan tinggi sudah siap mengalihkan program D3 menjadi D4. Pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) tahun depan, mahasiswa juga bisa memilih prodi D4.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.