Jakarta -- Politeknik Maritim Negeri (Polimarin) Indonesia telah menghasilkan banyak lulusan terbaik yang berprofesi sebagai pelaut dan diincar oleh berbagai perusahaan internasional termasuk Jerman sejak berdiri pada 2012.
Hal itu tak mengejutkan karena perguruan tinggi negeri berbentuk politeknik yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Vokasi ini membuat kurikulum yang memang berstandar internasional.
"Kerja sama yang kita jalin, dengan Jerman, sangat strict dengan kurikulum. Kalau tidak demikian, tidak bisa. Memang kita rintis sebelum Polimarin berdiri. Kemudian kita juga kerja sama dengan industri. Antara pendidikan dan perhubungan, sebenarnya kepentingannya sama, satu pendidikan dan satunya kompetensi," ujar Direktur Polimarin Sri Tutie Rahayu dalam keterangan tertulis, Selasa (27/10).
Ada tiga program studi yang ditawarkan Polimarin yaitu Nautika (D3 dan ANT III), Teknika (D3 dan ATT III), dan Tatalaksana Kepelabuhan (D3).
Meski begitu, Sri mengaku pada awalnya lulusan Polimarin memang kesulitan untuk mengikuti seleksi internasional karena kendala kesulitan mencari kapal. Namun, hambatan tersebut ternyata tidak menyurutkan semangat alumni.
Pihaknya pun melakukan link and match dengan perusahaan pelayaran Jerman.
Akhirnya, lanjut dia, banyak lulusan yang lolos seleksi. Bahkan Perusahaan BSM dari Denmark juga memberikan kesempatan kepada mereka.
"Berdasarkan data, yang sudah berada di Jerman, 22 orang magang dan sudah dipesan semua. Ketika dari direktorat jenderal vokasi, link and match adalah jiwa kami. Industri erat sekali. Untuk memberikan warna, kita menggaet dosen dari industri. Ini yang kita minta untuk melatih," kata dia.
TNI Angkatan Udara juga terlibat untuk membimbing mahasiswa Polimarin. Di sisi lain, ada juga pembelajaran soal kewirausahaan dan karakter.
"Bagaimana self confidence, ending-nya jadi pelaut, mereka mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai pelaut. Ini diakui internasional. Sebagai pendamping ijazah, ditanamkan pendidikan karakter. Mengenai pelatihan, apapun yang kita lakukan, kita koordinir. Untuk mendukung kurikulum internasional," ujarnya.
Sumber : cnnindonesia.com