Perkuat Literasi, Room To Read Berbagi Perpustakaan Digital
14 September 2020, 09:00:54 Dilihat: 137x
Jakarta -- Pandemi COVID-19 telah membawa tantangan pada berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali pendidikan dan literasi. Dunia pendidikan kini membutuhkan akses gratis dan mudah pada sumber daya dan teknologi pendidikan yang berkualitas, dan seluruh pihak mempunyai andil untuk memastikan kegiatan belajar dan membaca anak tetap berjalan.
Untuk itu, dalam mendukung penguatan literasi di masa pandemi kali ini, Room to Read bersama ProVisi Education secara resmi meluncurkan pelantar digital Literacycloud.org pada Sabtu (12/09) dalam acara bertajuk "Menelusuri Literasi - Dari Hulu Menuju Hilir, dari Kreator Buku Anak untuk Perpustakaan Sekolah dan Masyarakat Indonesia." Peluncuran tersebut dilakukan secara daring di Jakarta sebagai bagian dari Sarasehan Literasi Sekolah #08 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Satgas GLS (Gerakan Literasi Sekolah).
CEO Room to Read Geetha Murali menuturkan Room to Read memahami ada siswa-siswa dari lebih dari 144 ribu SD di seluruh Indonesia yang ingin membaca lebih banyak lagi. Untuk itulah program ini dibuat untuk memberikan kemudahan akses bagi anak-anak Indonesia agar menjangkau lebih banyak buku.
"Kita sama-sama menyadari bahwa anak-anak di Indonesia membutuhkan akses ke lebih banyak buku yang mampu membangun kecintaan membaca dan mengembangkan keterampilan literasi dini," ujar Geetha Murali dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, Direktur Program Room to Read untuk Indonesia Joel Bacha yang diwawancara secara daring dari Colorado, Amerika Serikat mengungkapkan Literacycloud.org dikembangkan di Indonesia, oleh penulis, ilustrator, dan penerbit Indonesia, dan dihadirkan untuk Indonesia. Sejak Maret 2020, platform ini telah diperkenalkan dan digunakan oleh sekolah, guru, dan orang tua di seluruh Indonesia untuk mendukung kegiatan belajar dan membaca di rumah.
"Indonesia merupakan negara pertama yang mengembangkan platform digital Literacycloud.org. Indonesia kami pilih karena keberagamannya, dan dengan demikian memiliki banyak sumber pembelajaran bagi negara-negara lain," kata Joel dalam keterangan tertulis.
Dengan adanya LiteracyCloud.org, guru tidak perlu lagi menghadiri lokakarya tatap muka untuk mempelajari cara melakukan aktivitas membaca yang menyenangkan dan menarik. Sebagai gantinya, guru dapat belajar dengan menonton video di ponselnya.
Jika guru tidak memiliki buku cerita cetak, mereka masih dapat membacakan cerita kepada murid-muridnya dengan memproyeksikannya di dinding. Di sisi lain, jika guru atau orang tua atau siswa tidak memiliki akses internet di wilayah mereka, mereka masih dapat menggunakan fitur "simpan luring" di literacycloud.org yang membuat mereka tetap dapat menikmati buku secara luring.
Menanggapi hal ini, Ketua Gerakan Literasi Sekolah Sofie Dewayani mengatakan Literacycloud.org mampu memfasilitasi para guru untuk melatih keahlian literasi para peserta didik dan mempersiapkan mereka menghadapi asesmen baru dan arah perubahan kurikulum baru yang fokus pada penguatan literasi.
"Upaya literasi tidak dapat terjadi tanpa kolaborasi antara sekolah, lembaga non pemerintah, pemerintah, dan pelaku pendidikan," tutur Sofie.
Tak hanya dari Sofie, Head of Public Affairs SEA Google Ryan Rahardjo, juga berharap Literacycloud.org mampu menambah ketersediaan cerita anak berbahasa Indonesia dan memupuk kecintaan membaca anak-anak Indonesia.
Sebagai informasi, LiteracyCloud.org berisi lebih dari 1.000 buku cerita digital berkualitas tinggi untuk anak-anak, baik dalam Bahasa Indonesia maupun bahasa-bahasa lain. Literacycloud.org juga memiliki video pengembangan profesional literasi bagi guru untuk membangun kegiatan membaca yang efektif dengan anak-anak serta video bagi para kreator buku yang mendukung pengembangan lebih banyak buku anak-anak yang berkualitas.
LiteracyCloud.org juga merupakan wujud evolusi dari teknologi di bidang pendidikan yang memberikan kesempatan luar biasa untuk membangun kebiasaan membaca di kalangan anak-anak di Indonesia dalam skala yang lebih luas. Room to Read dengan senang hati berbagi platform digital ini dengan guru, sekolah, dan orang tua di seluruh Indonesia untuk terus mempromosikan kecintaan membaca di kalangan anak-anak, di mana saja.
Dalam upaya membangun kolaborasi dengan para pemangku kepentingan serta untuk memberikan inspirasi tentang kegiatan literasi yang baru dan inovatif, Lokakarya Literasi juga mengundang Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan, dan guru serta kepala sekolah dari sekolah proyek Google di Sidoarjo, Bali, dan Nusa Tenggara Timur untuk berbagi cerita kegiatan membaca di lingkungan masing-masing. Selain itu, Lokakarya Literasi juga mengundang penulis, ilustrator dan penerbit buku anak yang berbagi pengalaman dan tantangan dalam pengembangan buku cerita yang disukai anak-anak.
Sumber :cnnindonesia.com