Buka Sekolah di Tengah Pandemi, Pemerintah Iran Tuai Kritik
08 September 2020, 09:00:00 Dilihat: 157x
Jakarta -- Pemerintah Iran mulai membuka kembali sekolah pada Sabtu (5/9) setelah hampir enam bulan ditutup karena pandemi virus corona (Covid-19). Pembukaan kembali sekolah ini memicu kritik dan kekhawatiran para orang tua, namun pihak pemerintah berjanji bakal memperketat protokol kesehatan.
Dilansir dari AFP, Minggu (6/9), sekitar 15 juta siswa di republik Islam itu kembali ke kelas, meski sebagian besar masih melakukan pembelajaran dari jarak jauh. Pembukaan sekolah ini dilakukan pemerintah Iran di tengah kondisi perang melawan wabah Covid-19 yang paling mematikan di Timur Tengah dengan lebih dari 22.000 tewas dan lebih dari 384.000 terinfeksi sejak kasus pertama dikonfirmasi pada Februari. .
Hari pertama pembelajaran di sekolah menengah Nojavanan di timur laut Teheran dihadiri oleh banyak pejabat dan jurnalis, serta siswa.
Presiden Hassan Rouhani muncul dalam sebuah video untuk meresmikan tahun ajaran baru sekolah. Dalam pidato melalui video yang diputar, Rouhani menekankan perlunya siswa untuk mematuhi protokol kesehatan dan menyerukan kedisiplin tinggi.
Namun ketidakhadiran Rouhani secara fisik dalam upacara pembukaan sekolah menuai kritik dari beberapa pihak. Banyak orang tua khawatir jika mengizinkan anak-anak mereka kembali ke sekolah, sementara Rouhani tidak hadir secara langsung.
"Rouhani membunyikan bel (untuk memulai tahun ajaran) dari jarak jauh, lalu dia mengharapkan saya untuk mengirim anak saya secara langsung?" Jurnalis reformis Maziar Khosravi menulis di Twitter.
Produser film konservatif Mahmoud Razavi menggemakan Khosravi dalam sebuah tweet, mengatakan, "bagaimana mereka bisa mengharapkan orang untuk mempercayai protokol ketika presiden sendiri tidak hadir, dan mengirim orang yang mereka cintai ke sekolah?"
Menteri Pendidikan Mohsen Haji-Mirzaei berusaha meredakan kekhawatiran orang tua dalam pidatonya setelah dia membunyikan bel untuk meresmikan pembukaan tahun ajaran baru.
"Saya berharap keluarga mempercayai kami dan yakinlah bahwa kementerian akan melakukan kewaspadaan sepenuhnya terkait protokol kesehatan," katanya.
Murid dan peserta lainnya mengenakan masker, pelindung wajah, diharuskan melewati pintu penyemprotan disinfektan, pemeriksaan suhu, dan duduk dengan menjaga jarak secara fisik.
Tindakan pencegahan lainnya di sekolah termasuk belajar di kelas selama 35 menit serta mewajibkan siswa dan staf untuk tetap berjarak satu meter dan mengenakan masker.
Sumber : cnnindonesia.com