Jakarta -- Prancis memutuskan untuk menutup kembali 22 sekolah setelah ada laporan lonjakan kasus infeksi virus corona. Pihak berwenang menemukan sekitar 250 kasus terkait Covid-19 di sekolah setiap harinya.
Dalam waktu 24 jam terakhir pada Kamis (3/9) Prancis mencatat lonjakan infeksi virus corona sebanyak 7.157 kasus baru.
Pihak berwenang mengatakan akan menempuh berbagai cara untuk menghindari penguncian (lockdown) nasional.
Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer menutup kembali sekolah mulai Jumat (4/9). Aktivitas belajar di sekolah sebenarnya baru dibuka kembali mulai Selasa (1/9).
"Insiden ini terutama terkait dengan faktor-faktor di luar sekolah yang terkait dengan orang-orang yang mungkin terinfeksi selama musim panas," kata Blanquer.
"Lebih dari tiga kasus Covid berarti sekolah tersebut harus ditutup sementara," ujarnya menambahkan.
Mengutip AFP, pemerintah memutuskan untuk menutup 10 sekolah di daratan Prancis dan 12 lainnya di Pulau La Reunion. Sekitar 130 kelas juga berhenti mengadakan belajar di sekolah.
Total kasus Covid-19 di Prancis saat ini sebanyak 300.181 dengan 30.706 kematian. Sekitar 182.269 diantaranya merupakan kasus aktif.
Lonjakan kasus corona terjadi sejak Prancis melonggarkan kebijakan lockdown dalam lebih dari sebulan terakhir. Perdana Menteri Jean Castex di awal Agustus sempat mengatakan bahwa situasi pandemi di Prancis menuju ke arah yang salah.
Pemerintah Prancis telah mewajibkan penggunaan masker di semua ruang publik tertutup seperti di pertokoan atau gedung publik.
Prancis mengatakan secara nasional angka R yang mengindikasikan tingkat penularan virus sekarang berada pada angka 1,2, yang berarti 10 orang yang terinfeksi akan menginfeksi rata-rata 12 tambahan, menurut badan kesehatan Sante Publique France.
Tetapi di beberapa daerah di daratan Prancis, angka ini jauh lebih tinggi, dengan wilayah Mediterania selatan termasuk Marseille dan Nice sekarang melaporkan angka 1,55.
Sumber : cnnindonesia.com