Masih Klaim Zona Hijau, Surabaya Ingin Buka SMP Kembali
05 Agustus 2020, 09:00:29 Dilihat: 157x
Surabaya -- Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur berencana membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah jenjang SMP di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Rencana dibuat lantaran sejauh ini Pemkot Surabaya masih mengklaim wilayahnya telah menjadi zona hijau.
"Zonanya Covid-19 di kita sudah hijau. Jadi kami mempersiapkan andai sekolah sudah mau masuk. Karena ini masalah keselamatan. Jadi harus dipersiapkan dengan matang. Sehingga pada saatnya masuk, bisa masuk," kata Kepala Bidang Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Surabaya Sudarminto saat dihubungi, Selasa (4/8).
Tahap awal, sedikitnya ada 21 SMP negeri dan swasta yang tersebar di lima wilayah Surabaya yang bakal segera dibuka. Sekolah-sekolah itu disebut sebagai pilot project pembukaan kembali kegiatan di sektor pendidikan.
Di antaranya SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 10, SMPN 12, SMPN 15, SMPN 19, SMPN 26, SMPN 28, SMPN 46, SMPN 62, SMP YBPK 1, SMP Petra 1, SMP Al Hikmah, SMP Santa Maria, SMP Giki 2, SMP Pawiyatan, SMP Wachid Hasyim 1, SMP Muhammadiyah 3, SMP Santo Carolus dan SMP 17 Agustus.
Sebelum sekolah-sekolah itu kembali dibuka, kata Sudarminto, pihaknya melakukan simulasi untuk melihat kesiapan-kesiapan dalam penerapan protokol kesehatan.
"Simulasi itu memberikan gambaran ketika peserta didik mulai masuk ke sekolah, proses pembelajaran di sekolah, hingga pulang ke rumah," ungkapnya.
Pada simulasi protokol kesehatan di sekolah itu, sebelum masuk gerbang sekolah, para peserta didik diwajibkan menjalani sejumlah pengecekan, seperti pemeriksaan suhu tubuh dengan thermo gun.
Kemudian, mereka diarahkan petugas atau guru untuk mencuci kedua tangannya dengan sabu. Mereka juga harus masuk antrean ke bilik disinfektan.
Ketika proses belajar mengajar di sekolah berjalan, kapasitas jumlah para peserta didik setiap kelas dibatasi. Tempat duduk diberi jarak. Durasi jam pelajaran pun dipersingkat.
"Tidak harus seluruh mata pelajaran, dan jam pelajaran tidak harus 45 menit, bisa 25 menit. Kemudian yang masuk (peserta didik) tidak perlu 100 persen, mungkin bisa 25 persen atau 50 persen, tergantung kesiapan sarana prasarana sekolahnya," katanya.
Tak hanya itu, pihak sekolah juga harus mempersiapkan protokol kesehatan ketika peserta didik ingin ke toilet atau melakukan aktivitas lain, di luar kelas. Begitu pula saat para siswa pulang sekolah.
Sementara itu, guru dan karyawan yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) tidak diperkenankan masuk kerja. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya risiko penularan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.
"Jadi gurunya harus sehat, sekolahnya harus komplet protokolnya, anaknya juga harus sehat," ujar Sudarminto.
Meski demikian, Sudarminto mengatakan bahwa ke 21 sekolah itu juga belum tentu bisa kembali membuka kegiatan pendidikan tatap mukanya. Sebab, hal itu akan bergantung pada hasil evaluasi Satgas Penanganan Covid-19 Surabaya.
"Belum tentu 21 sekolah itu masuk semua, bisa lima atau 10 sekolah saja. Tergantung perkembangannya gimana," ucap dia.
Beberapa waktu lalu, Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan bahwa para siswa SMP, dinilai sudah siap untuk masuk ke sekolah kembali. Karena, banyak dari mereka yang sudah mulai berani keluar rumah di tengah pandemi Covid-19 ini.
Febri menyebut nantinya sekolah yang bisa kembali buka adalah sekolah yang berada di kawasan zona hijau Covid-19 di Surabaya saja. Hal itu akan diketahui dari data yang dihimpun oleh Pemkot Surabaya dan tim ahli.
"Nanti akan disimulasikan, mana-mana yang sekiranya sekolah SMP ini bisa masuk dan mana yang tidak. Disesuaikan dengan persebaran dari Covid-19, kan kita punya data (wilayah) mana yang hijau," ujarnya.
Sumber : cnnindonesia.com