Jokowi Nilai Beban Administrasi Guru Jadi Masalah Pendidikan
06 April 2020, 09:00:05 Dilihat: 338x
Jakarta, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menilai kebanyakan guru saat ini tak fokus kegiatan mengajar karena terlalu sibuk mengurus persoalan administrasi di sekolah. Alhasil beban administrasi para guru itu pun menjadi persoalan dalam pendidikan di Indonesia.
Padahal jika merujuk survei Programme for International Student Assessment (PISA) atau Program Penilaian Pelajar Internasional, kualitas guru turut berpengaruh pada penilaian tersebut.
"Ini berkali-kali saya tekankan, mengenai beban administratif guru. Guru tidak fokus kegiatan belajar mengajar tapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan administratif. Ini tolong digarisbawahi," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas tentang Strategi Peningkatan Peringkat Indonesia dalam PISA melalui siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/4).
Selain perbaikan kualitas dan beban administratif guru, Jokowi mengatakan, perlu perbaikan menyeluruh baik dari aspek peraturan, regulasi, anggaran, infrastruktur, dan manajemen sekolah.
Ia juga menekankan pentingnya perbaikan lingkungan belajar siswa termasuk motivasi belajar dan menekan tindakan perundungan di sekolah.
"Dari survei PISA dan juga evaluasi UN terdapat hubungan kuat antara kondisi sosial ekonomi siswa dengan capaian hasil UN atau skor nilai PISA," kata Jokowi.
Sejumlah murid memberikan bunga untuk guru mereka saat peringatan hari guru nasional. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Dari hasil survei PISA tahun 2018, skor rata-rata Indonesia menurun di tiga bidang kompetensi dengan penurunan paling besar di bidang membaca yakni 371 di posisi 74. Rata-rata kemampuan membaca negara yang tergabung dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memiliki skor 487.
Sementara kemampuan matematika berada di skor 379 dengan posisi 73 dan kemampuan sains dengan skor 396 di posisi 71.
Penilaian internasional ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa secara komprehensif di seluruh dunia. PISA melakukan penilaian pada siswa di dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains.
Penilaian internasional ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa secara komprehensif di seluruh dunia. PISA melakukan penilaian pada siswa di dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains.
Sejumlah murid SD meluangkan waktu istirahat di halaman sekolah. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Lihat juga:
Peringkat Membaca dan Matematika Indonesia Terendah di Dunia
Perbaiki Nilai PISA Lewat Komunikasi Guru
Terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan pihaknya bakal memastikan guru saling berkomunikasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Itu diutarakan Nadiem setelah Ratas bersama Presiden Jokowi membahas rendahnya nilai PISA Indonesia.
Untuk menanggulangi hal ini, ia bakal memastikan pelatihan guru tak hanya bersifat teoritis seperti yang berlaku sekarang.
"[Tapi] Sifatnya praktik dan benar-benar belajar di dalam sekolah lain yang kualitasnya lebih baik. Bukan hanya dalam suatu seminar. Tapi proses pelatihan guru dilakukan lewat interaksi guru dan guru dalam classroom. Observasi dan feedback," ujar eks bos Gojek tersebut.
Nadiem mengatakan kualitas pendidikan profesi guru juga akan ditingkatkan. Kemendikbud bakal mendorong program pendidikan profesi guru di berbagai institusi lokal dan internasional.
"Dan itu akan menciptakan alumni-alumni lulusan yang lebih baik lagi. Karena banyak guru yang pensiun, guru-guru PNS yang pensiun tiap tahunnya. Jadinya pabrik guru kita itu harus diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya," tuturnya.
Nadiem belum merinci model pendidikan guru dan peningkatan kualitas seperti apa yang akan didorong lembaganya.
Lebih lanjut Nadiem mengatakan pihaknya bakal memastikan guru penggerak di sekolah diberikan otonomi dalam penggunaan anggaran dan fasilitas teknologi. Hal ini dilakukan agar mereka fokus mendidik guru-guru lain, bukannya terdistraksi perkara administratif seperti yang dikritisi Jokowi.
Kemendikbud sebelumnya membuka peluang bagi organisasi masyarakat untuk melakukan pelatihan kepada guru dan kepala sekolah. Nantinya organisasi yang terpilih bakal melakukan pelatihan kepada guru PAUD, SD maupun SMP. Pelatihan akan berkutat seputar Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter yang bakal diselenggarakan mulai tahun depan.
sumber : cnnindonesia.com