Sering Dibacakan Dongeng, Latih Anak Jadi Pendengar yang Baik
28 Februari 2020, 09:00:01 Dilihat: 123x
KOMPAS.com - Dongeng bukan hanya milik anak balita, saat anak-anak masuk ke sekolah dasar dan sudah mampu membaca, rutinitas mendengarkan dongeng dari orangtua perlu dilanjutkan karena memiliki manfaat bagi tumbuh kembangnya. Salah satu manfaat baik dari kebiasaan mendengarkan dongeng ialah anak akan terlatih menjadi pendengar yang baik. Tak dipungkiri, banyak orang yang lebih senang berbicara ketimbang mendengar. Lebih lantang dalam berpendapat dan mengkritik ketimbang mendengarnya. Padahal, untuk mencapai hidup seimbang, berbicara dan mendengarkan haruslah berjalan beriringan. Nah, bila orangtua ingin memupuk pribadi yang baik ini pada anak, maka salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah membacakan dongeng untuk anak. Jika anak terbiasa mendengarkan dongeng, anak akan terbiasa mendengarkan orang lain berbicara di depannya. Termasuk belajar untuk tidak memotong pembicaraan sebelum orang lain selesai berbicara.
Sikap ini tentu membuat orang merasa lebih dihargai, sehingga sangat baik untuk pergaulan anak kelak, baik dalam keluarga, rekan kantor, maupun bermasyarakat. Anak pun bertumbuh menjadi pendengar yang baik di mana pun ia berada. Untuk itu, sediakan waktu setidaknya 5 - 10 menit untuk membacakan 1 cerita dongeng singkat di tengah waktu luang, setiap hari, atau beberapa hari dalam seminggu. Minta anak untuk mendengarkan dongeng yang dibacakan dan minta ia untuk memberi pendapat tentang kisah tersebut. Dengan begitu, orangtua bisa menilai apakah anak fokus untuk mendengarkan atau tidak.
Selain itu, minta anak untuk memilih cerita dongengnya sendiri saat berkunjung ke toko buku. Dengan begitu, kemampuan anak untuk memilih dan mengambil keputusan juga ikut terlatih. Tak ketinggalan, sering membaca atau mendengarkan dongeng juga akan menambah jumlah kosakata anak dan mengenalkan ia dengan beragam ekspresi melalui karakter, baik itu senang, sedih atau kecewa. Dengan demikian, anak juga akan terlatih untuk mengungkapkan emosinya lewat kata-kata dan juga belajar mengerti emosi orang lain.
Sumber: kompas.com