Jum'at, 30 November 2012 05:44 wib
MADURA - Persepam Madura United (P-MU) bakal melakoni musim pertamanya di kompetisi teratas Indonesia alias Indonesia Super League (ISL). Klub ini bakal menjadi pembuka sejarah baru bagi persepakbolaan Pulau Madura yang sebelumnya 'nyaris tak terdengar'.
Paling tidak, sekarang publik sepakbola Madura bisa sejajar dengan daerah lain di Jawa Timur yang terlebih dulu gegap gempita. Di musim pertamanya nanti, disebut-sebut P-MU bakal memikul tugas berat, terutama menjaga agar eksistensi di ISL bisa berlanjut atau tidak kembali ke kasta kedua.
Manajemen menyadari P-MU menjadi tonggak sejarah di sepakbola Madura dan berupaya keras agar terus berkembang dan stabil di level atas. Keberadaan klub berjuluk Sapeh Kerap dipandang sebagai momentum terbaik memajukan sepakbola di Pulau Garam.
"Semua elemen di Madura harus menyadari P-MU memberikan momentum bagus untuk pengembangan sepakbola di Madura. Saya ingin ada efek positif, termasuk adanya perkembangan pembinaan sepakbola usia dini agar muncul talenta-talenta dari Pulau Madura," terang Presiden P-MU Achsanul Qosasih.
Diakuinya selama ini pemain-pemain dari Pulau Madura kurang motivasi karena tidak adanya klub yang menonjol di pulau yang terbagi menjadi empat kabupaten tersebut. Munculnya Sapeh Kerap diharapkan menjadi perangsang bagi pemain muda untuk menjadi pemain profesional.
"Karena itulah eksistensi P-MU harus kami jaga bagaimana pun caranya. Jangan sampai klub ini muncul tapi akhirnya tenggelam lagi. Semua elemen di Madura harus ikut mendukung karena ini menjadi babak baru bagi persepakbolaan Madura. Saya sangat yakin persepakbolaan di sini akan semakin maju," cetus Achsanul, Kamis (29/11).
Demi memberikan ruang kepada talenta lokal, Persepam sengaja memberikan slot khusus untuk pemain asli Madura. Di tim asuhan Mustaqim terdapat lima pemain asli daerah yang diharapkan kualitasnya menyamai pemain dari luar Madura. Rencananya setiap musim ada slot khusus untuk pemain asli dari sana.
Achsanul juga bermimpi bakal terjadinya perubahan signifikan terhadap infrastruktur terkait dunia sepakbola. Selama ini di Madura infrastruktur pendukung masih kurang dan tertinggal dibanding daerah lain di Jawa Timur. Aura sepakbola profesional diharapkan bisa turut memengaruhi itu agar bisa lebih maju.
Sepakbola Madura, sejauh ini didominasi dua kabupaten yakni Sumenep dan Bangkalan, karena secara infrastruktur memang lebih siap. Sedangkan Pamekasan dan Sampang tidak begitu tersentuh hingar bingar sepakbola, walau P-MU sendiri pada awalnya adalah Persepam Pamekasan.
"P-MU bukan hanya milik kabupaten tertentu, tapi milik semua masyarakat Madura. Pendukung kami dari empat kabupaten, bahkan ada pula yang dari luar Madura. Saya sangat yakin klub ini memiliki prospek luar biasa jika digarap secara profesional. Semua akan kami tata secara bertahap," tandas pria yang sekaligus wakil rakyat ini.
Di musim pertamanya, P-MU memang tidak gebyar dengan memboyong pemain bintang. Mereka menyadari sebagai tim promosi masih belum memiliki pamor untuk menarik minat pemain level atas menyeberang ke Madura. Kendati memiliki sumber daya berkualitas rata-rata, Sapeh Kerap optimistis bisa bersaing di ISL 2012-2013.
Pelatih Mustaqim sejauh ini tidak dibebani target muluk, hanya bertahan di ISL alias tidak numpang lewat. "Target itu sangat realistis karena ini tim debutan dan belum banyak pengalaman. Tapi bagaimana pun kami tetep ingin posisi yang bagus di ISL nanti," tutur Mustaqim. (Kukuh Setiawan/Koran SI/acf)