PON Dianggap Sudah Keluar dari Tujuan Awal
20 Juni 2012, 07:56:32 Dilihat: 173x

Richard Sam Bera berharap ada pembatasan usia bagi atlet yang tampil di PON.
Marco Tampubolon, Anry Dhanniary
VIVAnews - Mantan perenang nasional Richard Sam Bera menilai Pekan Olahraga Nasional (PON) telah melenceng dari tujuan awal. Pasalnya, pentas olahraga empat tahunan itu sudah tak lagi mampu merangsang atlet meraih prestasi di tingkat yang lebih tinggi.
Menurut Richard, PON awalnya dibentuk sebagai pijakan awal atlet-atlet nasional untuk persiapkan diri mengikuti ajang-ajang selanjutnya seperti SEA Games atau Olimpiade. Namun ada beberapa kendala yang membuat atlet malah lebih memilih tampil di PON dibanding kedua turnamen bergensi tersebut, khususnya Olimpiade.
"Sistem PON yang ada saat ini tidak akan membuat atlet berprestasi pada ajang yang lebih tinggi," ujar Richard kepada wartawan, Selasa 19 Juni 2012.
"Ada saat seorang atlet renang yang harus memilih tampil di PON atau Olimpiade, dia pilihnya mana? PON! Karena apa? Bonusnya besar. Ini bukan masalah materi tapi prestise sebagai seorang atlet," ungkap perenang yang sudah turun di tiga Olimpiade itu.
"Apakah karena takut jadi paling belakang di Olimpiade lalu memilih. PON agar jadi paling depan? Itu sudah melenceng dari tujuan awal. Kita harus rubah mind-set seperti itu, jangan hanya puas di PON atau SEA Games saja," tuturnya. "Karena jika ada atlet yg berpotensi tapi malah lbh memilih ajang yang tidak paling tinggi. Hal itu sangat disayangkan," ujar Richard.
Pembatasan Usia
Salah satu yang dikeluhkan Richard, lambatnya regenerasi yang terjadi di cabang-cabang di mana para atlet mempunyai kesempatan tampil di Olimpiade. Sistem pembatasan umur pun didengungkan.
"Pembatasan usia itu mutlak dilakukan. Pada beberapa cabang sudah dilakukan, seperti sepakbola yang mematok usia 23 sebagai usia maksimal. Kenapa cabang lain tidak? Padahal itu amat diperlukan untuk memotivasi atlet senior agar lebih ingin tampil di kejuaraan internasional, khususnya Olimpiade," tambah Richard.
"Selain itu, sistem tanpa pembatasan umur membuat ajang jual beli pemain masih bisa dilakukan, bahkan mengalahkan pembinaan. Hal itu memang sudah terjadi sejak zaman saya, tapi angkanya belum sefantastis sekarang," beber Richard.
Besarnya bonus yang digelontorkan pun ikut dikritik Richard. Menurutnya, dana sebesar itu semestinya lebih digunakan untuk persiapan jelang kejuaraan, bukan hanya fokus pada bonus jangka pendek saja.
"Saya bingung. Pas persiapan, dana selalu jadi masalah. Tapi pas selesai, bonus dengan mudah bisa diberikan. Itu juga dengan nilai yang sangat wah. Bahkan jumlahnya bisa untuk mempersiapkan kontigen," tambahnya.
Demi menunjang perubahan sistem pada PON, Richard siap memberikan masukan pada KONI atau para PB berbagai cabang. "Sudah satu tahun ini, kami membuat Indonesian Olympian Assosiation yang merupakan wadah para mantan atlet. Dengan terbentuknya ini, suara atlet bisa lebih didengarkan oleh KONI, KOI atau PB," jelas Richard yang menjabat sebagai pengembangan media dan bisnis.
"Saran memang pasti akan kami diberikan, tapi bukan kami yang memutuskan. Kalau masalah pembinaan itu urusan PB. Kami hanya jadi mitra atau konsultan saja," paparnya. (adi)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.