Ahmad Luthfi - Okezone
JAKARTA - Teknologi modifikasi cuaca (TMC) dinilai signifikan untuk mengurangi, bahkan mencegah terjadinya banjir di Jakarta. Kendati penerapan teknologi ini dirasa lambat ketika curah hujan meninggi, sehingga menimbulkan banjir yang melanda Jakarta beberapa pekan lalu, namun TMC bisa diandalkan untuk mengurangi curah hujan tinggi secara signifikan di hari-hari mendatang.
Sebelumnya, seperti diketahui curah hujan tinggi diprediksi akan kembali terjadi dari 26 sampai dengan 29 Januari 2013. Antisipasi dengan melakukan penerapan TMC yang dilangsungkan mulai 26 Januari 2013, terbukti ampuh menurunkan curah hujan yang terjadi di Jakarta.
Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT), Tri Handoko Seto kepada Okezone, Senin (28/1/2013) mengatakan, pihaknya telah melakukan modifikasi cuaca di 26 Januari 2013. "Ini bertujuan mengantisipasi kejadian hujan deras untuk 26 - 27 Januari 2013," ujarnya.
Ia mengatakan, 27 Januari 2013, sebagaimana yang juga diumumkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika terhitung 25 - 28 Januari 2013 melalui website http://meteo.bmkg.go.id/peringatan/ekstrim, diramalkan curah hujan akan tinggi.
Selain curah hujan yang tinggi, menurutnya pasang surut air laut juga mampu memberikan dampak terhadap jumlah debit air. "Air akan sulit mengalir dari sungai ke laut (apabila laut pasang). Kami berupaya mengurangi curah hujan di Jabodetabek, termasuk bogor," imbuhnya.
Tujuan rekayasa hujan ini, memungkinkan awan yang bergerak dari barat bisa hujan sebelum mencapai wilayah Jabodetabek. "Secara teori, (TMC) ini signifikan. Kenyataannya sampai hari ini, sangat signifikan (kurangi curah hujan)," terangnya. Ke depan, ia berharap modifikasi cuaca ini mampu mencegah terjadinya banjir di Jakarta. (amr)