Jakarta -- Direktur Pusat Reduksi Risiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), M. Ilyas, memastikan buoy beroperasi baik setelah BMKG mewaspadai potensi gempa-tsunami di pesisir selatan Jawa Timur.
Ilyas memastikan buoy yang dipasang di Malang beroperasi dengan baik setelah gempa magnitudo 5,9 mengguncang sebagian wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta pada Jumat (21/5) malam.
"Waktu kemarin buoy kami sempat merespons. Ada istilahnya alert mode, memberi tahu ada gempa, kemudian ada pergerakan dengan sensor kami, tapi tapi sama seperti kasus di Selatan Banten, hanya kasih tahu ada gempa," ujar Ilyas kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (5/6) pagi.
Ia kemudian berkata, "Sekarang belum ada data lagi yang masuk, tapi (gempa yang lalu) masih kecil kekuatannya. Kalau sudah di atas 7 yang kami takutkan dangkal, selain gempa potensi tsunaminya yang kami takutkan."
Lebih lanjut, Ilyas mengatakan bahwa BPPT memasang teknologi buoy untuk membantu BMKG supaya bisa memberi tahu masyarakat mengenai potensi tsunami.
Dengan demikian,BMKG tidak perlu menunggu tsunami datang, baru memberikan informasi kepada masyarakat.
Ilyas menjelaskan bahwa ketika gempa terjadi dan ada indikasi terjadi tsunami, buoy yang ditempatkan di titik terdekat sudah bisa memberikan informasi.
"Jadi BMKG bisa memberikan waktu cukup lama buat masyarakat mencari tempat aman. Ini upaya meningkatkan sistem early warning, meskipun BMKG sudah punya dari seismograf," kata Ilyas.
"Jadi, jika ada gempa, langsung masuk ke model lalu diprediksi ada potensi [tsunami] tidak. Dengan buoy, bisa langsung memverifikasi ada tsunami atau tidak kalau gempa terjadi di dekat buoy."
Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis BMKG, seluruh pesisir Jatim berpotensi diterjang tsunami apabila ada gempa besar.
BMKG bahkan memperingatkan potensi gempa bumi dengan magnitudo di atas 7 dan tsunami hingga 29 meter di pesisir selatan Jawa Timur.
"Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek. Itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar," ujarnya dalam webinar di saluran YouTube InfoBMKG.
Sumber cnnindonesia.com