Tertembak Mati, Danton KKB Disebut Rekam Aksi Sejak 2017
06 Maret 2021, 09:00:00 Dilihat: 157x
Jakarta -- Polisi menyita bukti keterlibatan Ferry Elas (35) dalam anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua berupa video dan foto dalam ponsel yang disita. Salah satunya adalah rekaman penembakan mobil PT Freeport Indonesia pada 2017.
Sebelumnya, Ferry tewas dalam kontak tembak di kawasan Mile 53, Tembagapura, Papua pada Minggu (28/2). Ia kemudian diketahui masuk daftar pencarian orang (DPO) alias buron kasus penyerangan di wilayah PT Freeport Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
"Ditemukan foto dari Ellas bersama kelompoknya menggunakan dan memegang senjata M-16," kata Kapolres Mimika Papua AKBP IGG Era Adhinata saat dihubungi, Rabu (3/3).
Kemudian juga, kata Era, polisi juga menemukan beberapa video saat KKB sedang melakukan rentetan aksi penembakan yang diduga terjadi pada 2017 silam.
Ia pun memastikan bahwa Ferry merupakan Komandan Peleton Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM) Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III Kalikopi Tembagapura pimpinan Joni Botak.
Hal itu didapatkan dari hasil pencocokan wajah dengan foto Ferry Elas pada database tim operasi gabungan TNI-Polri hingga atribut yang digunakan korban dan identifikasi gambar.
"Bahkan pada barang bukti lain berupa satu HP ditemukan berisi foto-foto Ferry Elas yang setelah dilakukan investigasi ada persesuaian dengan korban yang ditemukan di TKP baik pakaian yang digunakan, jam, kalung, anting, postur tubuh dan wajah," ungkapnya, dalam rilis resmi TNI.
Dalam catatan kepolisian, Ferry Ellas terlibat dalam penembakan mobil Land Cruiser milik PT Freeport Indonesia di wilayah Mile 60 pada 17 Agustus 2017.
Berselang satu bulan, menurut polisi, Ferry kembali menembaki mobil yang mengawal tangki air di wilayah Mile 61. Rangkaian penembakan di wilayah itu dilakukan selama dua hari berturut-turut, yakni pada 24-25 September 2017.
Tak ketinggalan, Era menyebut Ferry ikut dalam deklarasi penggabungan KKB se-Pegunungan Tengah, 1 Agustus 2019, di Ilaga, serta terlibat beberapa tindakan kejahatan lainnya.
Misalnya, perampasan ponsel masyarakat sipil di Kabupaten Puncak Ilaga pada Agustus 2019 dan ikut melakukan gangguan keamanan di Tembagapura tahun 2020.
"Juga terlibat penyanderaan guru dan tindak pidana pencurian HP korban guru di Kampung Jagamin pada 22 Februari 2020 serta terlibat penembakan Pos Pam TNI-Polri di Opitawak pada bulan Maret 2020," terang dia.
"Artinya dari fakta dokumen temuan tersebut, dipastikan bahwa yang bersangkutan adalah KKB bukan masyarakat. Dan yang meninggal dipastikan Ferry Ellas," tambah Era.
Setidaknya, kata dia, ada sembilan ponsel yang disita oleh penyidik kepolisian. Nantinya pun penyidik akan mengirimkan gawai-gawai itu untuk diperiksa di laboratorium forensik (labfor).
Era menerangkan bahwa foto-foto yang ditemukan juga dapat digunakan sebagai bahan identifikasi terhadap anggota KKB.
"Tapi kan masih ada foto-foto itu orang-orang lain KKB yang harus kami tahu satu-satu siapa itu," ucap dia.
Hingga saat ini, kepolisian dan TNI masih melakukan pengejaran terhadap KKB yang melarikan diri ke hutan. Dia pun memastikan bahwa lokasi penembakan tersebut jauh dari lokasi kediaman warga.
Sebelumnya, Ferry Elas ditembak aparat gabungan saat dirinya bersama enam anggota KKB lainnya melakukan penyerangan dengan menembaki aparat TNI-Polri yang sedang melakukan patroli di Mile 53 pada Minggu (28/2) sekitar pukul 10.30 WIT.
Saat diserang aparat membalas dengan tembakan secara terarah, dan ada satu orang terkena, sedangkan yang lainnya melarikan diri," ucap Era Adhinata.
Menurutnya, kemungkinan besar saat itu Ferry Elas dan 6 anggota KKB akan memasuki areal PT. Freeport Indonesia untuk melakukan gangguan kepada perusahaan dan karyawan, namun berhasil dicegah aparat keamanan yang sedang berpatroli di Mile 53.
Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom sempat mengklaim aparat menembak Yasko Nebekalem (17) dalam kontak tembak di Mile 53 PT Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika, itu.
Sumber cnnindonesia.com