Jejak Dua Warga Karawang Terdeteksi Bawa Mutasi Corona B117
03 Maret 2021, 09:00:22 Dilihat: 139x
Jakarta -- Dua warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat, perempuan berinisial M dan A terdeteksi terpapar mutasi virus corona B117. Mereka berdua merupakan pekerja migran di Arab Saudi dan tiba di Indonesia akhir Januari 2021.
M lebih dahulu tiba menggunakan pesawat Qatar Airways di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 28 Januari. Sementara itu, A yang menaiki pesawat Garuda Indonesia mendarat 31 Januari.
M dan A masing-masing mengikuti protokol kesehatan Covid-19 setibanya di Bandara Soetta, termasuk melakukan tes swab PCR. Hasil tes mereka berdua positif Covid-19.
Mereka langsung menjalani karantina selama 14 hari di Wisma Pademangan, Jakarta. Hasil penelitian Litbang Kementerian Kesehatan kemudian menyatakan mereka terpapar virus corona B117.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Karawang Fitra Hergyana memastikan dua pekerja migran tersebut telah negatif sebelum diizinkan pulang.
"Setelah menjalani isolasi, hasil tes swab mereka negatif dan sudah diizinkan pulang ke Karawang. Jadi keduanya pulang ke Karawang dengan hasil negatif," kata Fitra.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya tetap akan melakukan tes swab PCR berkali-kali kepada dua pekerja migran tersebut. Emil tak ingin dua kasus mutasi corona B117 merugikan banyak pihak.
"Tapi kita akan tes berkali-kali untuk memastikan tidak ada yang merugikan," ujarnya.
Emil pun menginstruksikan kepada Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jawa Barat untuk melakukan testing dan pelacakan kepada beberapa orang yang melakukan kontak erat. Ia juga meminta agar tim dari Universitas Padjajaran meneliti virus yang disebut UK B117 itu.
"Kalau boleh tim dari Unpad untuk meneliti UK B117 ini," katanya. Prajurit TNI juga ikut terjun melacakan kontak erat mutasi corona B117 di Karawang.
Pemerintah baru mengumumkan telah menemukan varian baru virus corona B117 asal Inggris kemarin. Padahal kedua pekerja migran itu masuk pada ke Indonesia sejak akhir Januari 2021.
Varian baru itu ditemukan setelah melakukan pemeriksaan terhadap 462 sampel dengan menggunakan metode Whole Genome Sequence (WGS). Sampel paling banyak diambil dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan virus tersebut telah masuk ke Indonesia sejak beberapa waktu lalu sebelum ditemukan. Sebab, beberapa negara ASEAN telah mengkonfirmasi temuan varian baru B117 sejak Desember 2020.
"Jadi kesimpulannya, mungkin baru ketemunya aja sekarang. Negara lain Desember sudah masuk kok," kata Budi sebagaimana dikutip dari CNNIndonesia TV, Selasa (2/3).
Meski demikian, Budi mengatakan sejauh ini, dari jurnal-jurnal terkemuka di dunia yang dirinya baca, belum ada pakar yang menyatakan bahwa vaksin yang tersedia tidak efektif terhadap varian corona B117.
"Saya baca jurnal terkemuka di dunia belum ada ahli yang bilang bahwa vaksin tidak bisa mengatasi virus strain baru ini," kata Budi.
Secara terpisah, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riyono mengklaim vaksin yang tersedia saat ini bisa mengatasi varian baru B117.
"Kalo jenis yang kemarin diumumkan B.1.1.7 itu masih bisa. Sudah terbukti," kata Pandu dalam sesi diskusi yang digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) secara daring, Rabu (3/3).
Meski demikian, ia mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah mewaspadai adanya varian baru virus Corona yang ditemukan di Afrika Selatan.
"Tapi kalau nanti ada tiga bulan empat bulan lagi ada varian baru yang sama seperti yang ditemukan di Afrika Selatan?" kata Pandu.
Sumber cnnindonesia.com