Tanpa CVR SJ 182, KNKT Akui Tak Bisa Beri Kesimpulan Ilmiah
10 Februari 2021, 09:00:50 Dilihat: 117x
Jakarta -- Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengakui tak bisa menghasilkan laporan investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang bisa dipertanggungjawabkan tanpa keberadaan cockpit voice recorder (CVR).
"Kita belum bisa berpikir kalau CVR tak diketemukan, ini kondisi yang sangat menyedihkan bagi kami sebagai badan investigasi, kami tak bisa berikan hasil kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," kata Soerjanto dalam jumpa pers yang digelar secara virtual, Rabu (10/2).
Soerjanto mengatakan KNKT juga belum memutuskan sampai kapan pencarian CVR dilakukan. Namun, ia menegaskan, sepanjang pihaknya bersama Kementerian Perhubungan dan Basarnas sanggup, pencarian akan terus dilaksanakan.
"Kami terus terang tidak bisa menghasilkan report atau kesimpulan untuk mengatakan apa yang terjadi di terakhir-terakhir itu (kalau tanpa CVR)," tuturnya.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan proses investigasi jatuhnya Sriwijaya Air akan berpengaruh signifikan jika CVR tidak ditemukan.
KNKT membutuhkan data terkait diskusi para pilot sebelum pesawat jatuh. Diskusi pilot itu ada di dalam CVR yang belum ditemukan.
Jika memang CVR gagal ditemukan, proses investigasi akan dilakukan dengan analisa dari data yang telah dikantongi KNKT.
"Analisa dari data yang kita punya. Apa yang ada dimaksimalkan sebisa mungkin," tutur Nurcahyo.
Sejauh ini, KNKT sudah memiliki koordinat tempat CVR itu. Mengacu pada titik saat Basarnas dan KNKT menemukan flight data recorder atau FDR.
"Dari temuan benda ini, kita prediski lokasi CVR. lokasi yang kita prediksi ini kira-kira dimensi 25x25 meter. Dan kita sudah membuat garis di bawah laut tentang lokasi ini dan dibuat kotak-kotak berukuran 5x5 meter," kata Nurcahyo.
"Sehingga nanti penyelam akan cari kotak 1, kotak 2 sampai selesai masing-masing, karena dugaan kami CVR ini terendam di bawah lumpur, sehingga penyelam akan menggali, dan kami cari secara manual," kata Nurcahyo menambahkan.
Sumber cnnindonesia.com