PUPR Duga Kelebihan Beban Penyebab Jembatan Pematang Ambruk
23 Juni 2019, 09:00:05 Dilihat: 1153x
Palembang -- Kementerian PUPR menduga penyebab ambruknya Jembatan Pematang Panggang akibat usia jembatan yang sudah tua disertai kelebihan beban dan dimensi. Saat ini kementerian itu fokus untuk mengevakuasi dua truk bertonase 60 ton dan 40 ton yang terjebak di lokasi jembatan ambruktersebut.
Staf Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR CH Kornel MT Sihaloho mengatakan, pihaknya fokus mengevakuasi truk karena bentuk dan isi kendaraan yang melebihi kapasitas. Diketahui terdapat dua truk yang terjebak di jembatan ambruk tersebut di dua lajur.
"Daya lintas untuk jalan nasional secara umum 8 ton. Kalau dua jalur artinya hanya 16 ton. Ini sudah melebihi kapasitas, apalagi melintas dalam waktu yang bersamaan," ujar Kornel, Selasa (18/6) di Palembang, Sumatera Selatan.
Dia berujar, perbaikan jembatan baru bisa dilakukan 14 hari pasca truk dievakuasi. Artinya, Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera tidak bisa dilalui oleh pengendara untuk waktu satu bulan ke depan.
Kornel berujar, usia jembatan Pematang Panggang tersebut sudah 25 tahun. Dalam usia jembatan, angka 25 dianggap sudah dianggap sebagai usia uzur dan harus dilakukan penggantian jembatan baru.
Pengerjaan proyek jembatan pengganti, kata Kornel, sudah direncanakan oleh Kementerian PUPR. Namun pengerjaan belum selesai karena baru dimulai penggalian menjelang Lebaran 2019 lalu.
"Makanya bertahap, kita kerjakan jembatan baru jalur B, baru nanti jalur A juga, tapi bukan mengganti total," ujar Kornel.
"Saat ini evakuasi kendaraan terkendala overdimensi, masih nyangkut-nyangkut saat dievakuasi. Saat ditarik, nyangkut di tiang bagian atas jembatan," kata dia.
Untuk mempersiapkan perbaikan jembatan, kontraktor sudah mengangkut material dan alat berat yang dikirim dari Jambi.
Sementara itu Kapolres Ogan Komering Ilir (OKI) Ajun Komisaris Besar Donny Eka Saputra mengatakan, imbas kemacetan akibat ambruknya jembatan itu diatasi dengan pengalihan jalur ke Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Sumatera. Selain itu pihaknya juga melakukan pengalihan arus ke jalan tol apabila terjadi kemacetan yang tidak terhindarkan.
"Pihak Tol dan Polres sudah melakukan koordinasi untuk buka jalur tol fungsional kalau terjadi kemacetan. Pembukaan jalur tol ini untuk mengalihkan sementara jalan yang putus sifatnya situasional kalau macet saja. Tidak sepenuhnya lewat tol," ujar Doni.
Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru menduga ada kongkalikong di jembatan timbang sehingga truk dengan tonase berlebihan masih bisa melintas di jalan raya.
Dia pun minta seluruh timbangan-timbangan yang dikelola Dinas Perhubungan harus diperketat lagi.
"Jangan sampai ada indikasi kongkalikong. Putusnya jembatan pasti karena kapasitas overload. Kalau overload, turunkan. Kalau enggak kasih denda," ujar Deru, Selasa (18/6).
Herman menduga, dua unit truk yang terjebak di tengah jembatan berhasil lolos dari timbangan setelah adanya permainan oknum tertentu. Diketahui truk tersebut masing-masing bertonase 40 dan 60 ton, jauh lebih dari berat yang diizinkan yakni maksimal 16 ton.
Herman menyebut Dishub Sumsel dan Lampung di Jalintim harus melakukan pengecekan setiap truk yang melintas secara mendetail tanpa ada kelebihan muatan untuk menghindari peristiwa serupa masa mendatang.
Herman lebih lanjut menjelaskan, saat ini Jalintim Sumatera yang menghubungkan Provinsi Sumsel-Lampung terputus dan diprediksi belum bisa digunakan hingga selesai diperbaiki pada bulan depan. Alhasil imbasnya terjadi kemacetan panjang.
"Imbasnya jalan vital yang biasa dilalui menuju dan dari Sumsel jadi tersendat. Pasti menyebabkan kemacetan panjang. Saat ini masyarakat tolong diinfokan, jangan lewat dulu Jalintim tapi Jalinteng terlebih dahulu," ujar dia.
Di tempat terpisah, Dirlantas Polda Sumsel Komisaris Besar Dwi Asmoro mengimbau agar pengendara melintas melalui Jalinteng selama masa evakuasi truk dan proses perbaikan jembatan.
"Kita sarankan jalur alternatif melalui Jalinteng, dari Kota bumi, Martapura, Baturaja hingga Palembang. Tol hanya dibuka untuk situasional saja apabila terjadi kemacetan," ujar dia.
Polisi juga mengimbau pengemudi, terutama truk bertonase besar untuk tidak melintasi jalur Beringin melalui Muara Enim karena sedang terjadi longsor di beberapa titik.
"Nanti ada edaran dari Dishub Sumsel untuk tidak melewati lintas tengah melalui Beringin. Mulai tol Palindra nanti tidak boleh menuju Kayuagung dialihkan dan dialihkan menuju Baturaja," kata dia.
Sumber : cnnindonesia.com