Jakarta, CNN Indonesia -- Angin puting beliung yang menerjang Aceh pada Senin (18/2) mengakibatkan 21 atap rumah penduduk di desa Pante Raya Timur dan Wih Pesam, Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah, Aceh, beterbangan.
"Ada 21 atap rumah yang mayoritas dilapisi seng lepas beterbangan akibat puting beliung di Bener Meriah," ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek, Senin (18/2).
Teuku menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi ketika awan-awan hitam makin menebal di siang hari, kala matahari sedang terik. Tiba-tiba awan itu membentuk Cumulonimbus yang berlangsung sekitar 30 menit sejak sekitar pukul 16.00 WIB.
Tak lama kemudian, hujan lebat turun, disertai angin kencang membentuk puting beliung, berputar dengan kecepatan sekitar 63 kilometer per jam.
"Dengan durasi puting beliung kurang lebih setengah jam, memporak-porandakan atap rumah warga di kedua desa ini," lanjut Teuku.
Secara umum, diakui Teuku, dampak yang diakibatkan cukup serius terhadap 21 keluarga. Namun tidak ada korban jiwa maupun korban mengungsi.
"Penanganan darurat dengan melakukan pemasangan terpal di bagian atap rumah penduduk, dan pemberian bantuan logistik untuk masa panik telah dilakukan pemerintah daerah setempat," kata Teuku.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat menyebutkan, cuaca di Aceh saat ini sedang dalam masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Aceh, Zakaria Ahmad, bulan Februari 2019 merupakan bulan peralihan.
"Cuaca panas seperti saat ini berpotensi muncul angin kencang, dan cenderung terjadi puting beliung di suatu wilayah akibat tumbuhnya awan Cumulonimbus," ujar Zakaria.
Sumber : cnnindonesia.com