Kisah Suram Waisak di Candi Borobudur Tahun Ini
28 Mei 2013, 10:04:02 Dilihat: 211x

Mutya Hanifah - Okezone
Suasana ramai Candi Borobudur saat perayaan Waisak (Foto: Mutya/Okezone)
MAGELANG - Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Waisak di Candi Borobudur tahun ini menarik banyak wisatawan. Sayangnya, kesakralan hari suci umat Buddha ini menjadi ternodai karenanya.
Tahun ini, Candi Borobudur tetap dibuka untuk umum saat prosesi Waisak. Ribuan turis, baik lokal maupun mancanegara, memadati candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, ini. Kebanyakan turis mengaku menanti ritual pelepasan seribu lampion, yang menjadi penanda berakhirnya prosesi Waisak tahun ini.
Menurut pantauan Okezone pada Sabtu, 25 Mei 2013, pukul 14.00 WIB, jalanan menuju Taman Wisata Candi Borobudur sudah padat dan macet. Padahal, saat itu sedang ada prosesi kirab biksu dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, salah satu bagian dari prosesi Waisak.
Memasuki kawasan Candi, antrean gerbangnya mengular. Tampaknya, tahun ini adalah tahun teramai perayaan Waisak di Borobudur. Sebagian turis berasal dari Jakarta dan sekitarnya, tak hanya dari Jawa Tengah atau Yogyakarta.
Pelataran Candi Borobudur sudah dialasi karpet kuning. Karpet yang seharusnya menjadi tempat duduk para umat Buddha justru dipenuhi turis, sebagian besar anak muda yang tidur-tiduran sambil bercanda ria. Jumlah turis bahkan lebih banyak dibandingkan umat Buddha yang ingin beribadah hingga cukup mengganggu kekhusyukannya.
Pukul 17.00 WIB, para biksu dari majelis-majelis yang sudah dua hari melakukan prosesi Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur sudah berkumpul di panggung pelataran. Hujan rintik-rintik turun, membuat para turis mengembangkan payungnya selama menunggu acara dimulai.
Hingga pukul 19.00, acara masih belum juga dimulai, padahal para biksu dan biksuni sudah berkumpul di panggung, siap untuk memanjatkan doa bersama. Hujan turun semakin deras, membuat pengunjung semakin resah.
"Maaf, acara belum dapat kami mulai karena masih menunggu kedatangan Menteri Agama, Suryadarma Ali," kata pembawa acara. Sontak, pengunjung menyoraki dengan teriakan "huuuu" panjang. Tak sedikit yang memaki. "Kami sudah menunggu lama!" "Kapan acara lampionnya?," begitu teriak turis-turis itu. Pembawa acara pun mencoba menenangkan pengunjung dengan menggunakan kata-kata mutiara dari kitab ajaran Buddha.
Sekira pukul 20.00 WIB, akhirnya Menteri Agama datang. Kedatangannya disambut sorakan kecewa yang panjang. Sorakan ini juga terdengar saat Suryadarma membacakan sambutan dan saat pemuka agama Buddha menyebutkan namanya.
Saat sambutan dari pemuka agama Buddha, pengunjung pun terdengar tak bisa tenang. Di sana-sini terdengar suara teriakan dan tawa mereka.
Usai sambutan-sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa dari biksu-biksu sembilan majelis yang hadir saat itu. Hujan masih turun deras, dan mirisnya pada saat pembacaan doa, pengunjung meringsek naik ke panggung.
Mereka naik ke panggung, berusaha berada sedekat mungkin dengan para biksu dan memotretnya. Hal ini tentu mengganggu panjatan doa mereka, apalagi pengunjung-pengunjung ini memotret dengan menggunakan flash.
"Tolong jangan naik ke altar, ini tempat yang tidak boleh dinaiki," kata seorang biksu kepada pengunjung. "Bila ingin berfoto, tolong memoto dari jauh, para biksu sedang berdoa," imbuhnya.
Namun, peringatan itu tidak dipatuhi pengunjung. Kejadian lebih ricuh lagi terjadi saat ritual Pradaksina, yaitu ritual para biksu mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali. Pengunjung semakin mendekat ke arah biksu, mencoba mengikuti mereka melakukan Pradaksina.
"Tolong, bagi pengunjung yang ingin juga melakukan Pradaksina, harap tertib. Jangan menghalangi jalannya biksu," demikian peringatan dari pembawa acara. Namun lagi-lagi diabaikan, bahkan seorang biksu terinjak-injak kakinya oleh pengunjung.
Usai Pradaksina, harusnya dimulai acara yang ditunggu-tunggu, yaitu pelepasan 1.000 lampion. Namun sayang, karena hujan masih turun dengan derasnya, pelepasan lampion terpaksa dibatalkan.
Teriakan dan keluhan marah dari pengunjung segera terdengar. Sebagian meninggalkan area candi, sebagian lagi ada yang naik ke panggung, mengambil bunga-bunga dan hiasan panggung. Area Borobudur menjadi sangat kotor oleh botol minuman, tisu, dan bekas bungkus makanan.
Waisak, yang seharusnya menjadi momen sakral ibadah umat Buddha, justru sebaliknya. Umat Buddha tidak dapat beribadah dengan tenang lantaran para turis penasaran menunggu pelepasan lampion, yang perhelatannya diadakan berbarengan.
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.