Fajar Nugraha - Okezone
Warga di Somalia antre makanan (Foto: AFP)
MOGADISHU - Sebuah penelitian mengenai kelaparan di Somalia menunjukkan hasil yang mengejutkan. Dilaporkan sekira 260 ribu jiwa warga Somalia tewas akibat kelaparan.
Menurut lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus pangan dan agrikultur (FAO), hampir setengah dari jumlah korban tewas akibat kelaparan adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun. Angka tersebut diraih FAO yang melakukan penelitian bersama dengan lembaga Famine Early Warning Systems Network (Fews Net).
Jumlah kematian itu ternyata jauh lebih tinggi dengan tingkat kematian akibat kelaparan di Somalia 1992 silam. Adapun korban tewas akibat kelaparan 1992 di Somalia mencapai 220 ribu jiwa.
"Pada dasarnya, memperkirakan jumlah kematian belum tentu dibenarkan keberadaannya. Tetapi dengan jumlah data kuantitas dan kualitas yang kami dapatkan, kami yakin dengan jumlah yang kami temukan," ujar perwakilan Fews Net Chris Hillbruner, seperti dikutip BBC, Kamis, (2/5/2013).
"Apa yang terjadi di Somalia, adalah bentuk bencana kelaparan paling parah dalam waktu 25 tahun terakhir," lanjutnya.
PBB sebelumnya menyatakan bencana kelaparan di Somalia pada Juli 2011 di wilayah selatan Bakool dan Lower Shabelle. Kedua wilayah itu dikendalikan oleh kelompok militan Al-Shabab yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Kelompok Al-Shabab menolak adanya laporan kelaparan. Mereka juga melarang beberapa lembaga kemanusiaan asing beroperasi di wilayah tersebut. (faj)