Sengsara karena Akta Lahir
23 April 2013, 10:36:27 Dilihat: 115x

Tegar Arief Fadly - Okezone
JAKARTA - "Saya hanya pengen akta kelahiran,". Kalimat itulah yang terucap dari seorang perempuan paruh baya dengan bekas kerokan di kedua lenganya. Perempuan berusia 43 tahun bernama Lisa ini tak kuasa membendung air matanya saat dirinya merasa seperti orang tua gagal, lantaran tak bisa menyekolahkan dua dari tiga puterinya
Kiki, puteri ketiga Lisa yang kini berusia 13 tahun terpaksa tidak pernah mengenyam pendidikan formal lantaran tidak memiliki akta kelahiran. Mahalnya biaya pembuatan akta tentu menjadi alasan bagi Lisa sampai tak menyekolahkan puterinya tersebut.
Kakak Kiki, Sari pun mengalami nasib yang sama. Beruntung, Sari sudah berkeluarga sendiri. "Saya mau buat akta kelahiran dimintai Rp2 juta. Uang siapa?" ucap Lisa saat ditemui Okezone, Minggu (21/4/2013).
Jangankan biaya pembuatan akta, untuk keperluan makan sehari-hari saja ibu dengan tiga anak ini mengaku kesulitan. Bahkan, tak jarang Lisa dan keluarganya hanya makan sekali sehari. Sementara Lisa hanya bekerja sebagai penjual kopi dan es jeruk keliling di kawasan Kota Tua, Jakarta Pusat.
Suami Lisa yang merupakan orang Betawi asli sudah beberapa bulan tak bekerja, karena mengalami luka parah akibat kecelakaan. Tak ayal, Lisa menjadi tulang punggung keluarga.
"Dulu kerja di pabrik, terus dikeluarkan karena ada pengurangan tenaga kerja. Sekarang enggak bisa kerja habis ditabrak sepeda motor," terangnya.
Meski hari-harinya dihabiskan di kawasan wisata sejarah, yang ramai dikunjungi para wisatawan, namun hal itu tidak menjamin kelancaran rezeki Lisa. Pada hari-hari biasa, Lisa hanya memperoleh uang maksimal Rp30.000. Itu pun masih harus diserahkan sebagian kepada pihak pengelola kawasan bersejarah tersebut.
"Kalau Sabtu Minggu ya lumayan Rp50.000 dapat. Tiap hari pungutan dari pemerintah Rp10.000," tuturnya.
Mulanya, Lisa menetap di Darmo Satelit, kawasan yang terletak di pinggiran Surabaya Barat bersama anak-anaknya. Sementara suami Lisa menetap dan bekerja di Jakarta sebagai penjahit di sekitar Jalan Kertajaya, Penjaringan, Jakarta Utara.
Pada tahun 2000 lalu, Lisa beserta seluruh anaknya nekat ke Jakarta hanya untuk bisa berkumpul dengan suami dan ayah dari anak-anaknya. Tak mudah hidup di ibu kota. Setidaknya, pengakuan itulah yang diungkapkan oleh perempuan berambut lurus ini.
"Saya dulu tidur di kolong Pasar Angke, di bawah jembatan sebelum bertemu suami," kenangnya.
Setelah berhasil bertemu sang suami tidak lantas memuluskan jalan hidup keluarga tersebut. Sebab, lapak tempat suami Lisa bekerja digusur oleh pemerintah, dan mesin jahit yang merupakan satu-satunya barang berharga miliknya lenyap dicuri orang.
Alhasil, meminjam uang ke rentenir dengan bunga selangit menjadi pilihan terbaik untuk bisa mempertahankan hidup. "Saya utang untuk modal. Utang Rp500.000 bayarnya Rp800.000. Udah lunas utang lagi, terus sampai sekarang. Bayarnya per hari Rp40.000," paparnya.
Mungkin, Lisa hanyalah satu dari sekian banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Dengan segala kesabaran, ketekunan, serta berani berkorban, dan melakukan apa saja untuk bisa bertahan hidup.
Kini, Lisa dan keluarganya tinggal di sebuah kontrakan seharga Rp500.000 per bulan di kawasan Bandengan, Jakarta Utara. Tak banyak yang bisa dia harapkan di tengah sulitnya upaya untuk mempertahankan hidup. Dia pun tak ingin selamanya hanya menjadi penjual kopi dan es jeruk keliling.
Asa yang hingga kini masih belum terpuaskan adalah, menjadi penjual mie ayam, dengan harapan bisa membuatkan akta kelahiran anaknya. "Kalau harapan saya ya anak saya punya akte, dan saya juga ingin jualan mie ayam," tandasnya.
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.