Komunitas Penarik Becak Kecam Aksi Premanisme di Yogyakarta
11 April 2013, 12:12:15 Dilihat: 112x
Prabowo - Okezone
Penarik becak berunjuk rasa mengecam aksi premanisme (Prabowo/Okezone)
YOGYAKARTA - Penciptaan rasa aman dan nyaman dari aksi kekerasan maupun premanisme merupakan harga mati, sebagai upaya membangun bersama Daerah Istimewa Yogyakarta. Menciptakan suasana itu tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah maupun aparat keamanan semata, tetapi harus dilakukan seluruh masyarakat yang berdomisili di Yogyakarta.
Untuk itu, Komunitas Becak Yogyakarta melakukan aksi turun ke jalan. Mereka menggenjot becaknya mulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali melintas ke selatan menuju Titik Nol Kilometer melewati Jalan Malioboro Yogyakarta.
Sambil menenteng beragam poster berisi penolakan aksi premanisme, mereka meminta Pemda DIY maupun aparat Kepolisian melakukan pengawasan dan pembinaan terkait pemberian izin tempat hiburan dan berbagai sarana publik. Jika tidak, aksi kekerasan akan terus terjadi di tanah Ngayogyokarto Hadiningrat.
"Premanisme tidak dibenarkan, menimbulkan kecemasan, dan ketakutan. Dampaknya pada rusaknya citra DIY yang aman dan nyaman. Kami becak Malioboro mengingatkan Pemda, aparat keamanan, dan mengajak masyarakat umum bahu membahu meningkatkan keamanan bersama," kata Ngadino, Koordinator Komunitas Becak Yogyakarta, kepada Okezone, Kamis (11/4/2013).
Dia meminta agar kepala daerah di Yogyakarta meningkatkan kinerja dalam mengayomi masyarakat luas, tak terkecuali komunitas becak yang mengandalkan sektor wisata untuk mencari nafkah.
"Kami minta Ngarsodalam (Sultan HB X) sebagai Gubernur DIY dan bupati/wali kota menginstruksikan bawahannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi untuk meningkatkan kinerja dalam mengayomi masyarakat dan menciptakan rasa aman dari premanisme," paparnya.
Dia menegaskan, preman harus dihabiskan sampai akar-akarnya. Aksi premanisme menurutnya mengganggu kerja penarik becak, karena menurunnya jumlah penumpang lantaran berkurangnya wisatawan yang berkunjung.
"Tidak ada toleransi bagi tumbuhnya aksi kekerasan dan premanisme. Premanisme merupakan sumber kekisruhan dan petaka, sehingga jika dibiarkan akan mengancam kebersamaan masyarakat, pasar, dan negara," pungkasnya.
Pantauan Okezone di beberapa sudut Kota Yogyakarta beragam spanduk besar berisi dukungan TNI dan Polri untuk memberantas premanisme. Bahkan, tidak sedikit pula spanduk itu tendensius bentuk dukungan kepada 11 anggota kopassus Kandang Menjangan yang melakukan penyerbuan dengan menembak empat tahanan Polda DIY yang diduga merupakan kelompok preman.
Berita Selengkapnya Klik di Sini
(ris)