Rohmat - Okezone
Rabu, 13 Maret 2013 09:27 wib
Ilustrasi
DENPASAR - Setelah berlangsungnya Tapa Brata Hari Raya Nyepi 1935 Saka, kondisi Bali yang sebelumnya lengang dan sepi, kembali menggeliat. Pelaksaan ibadah umat Hindu yang berlangsung selama 24 jam itu berjalan lancar tanpa dinodai hal-hal yang mengganggu kekhidmatan.
Berdasarkan pantauan di beberapa jalan utama di Denpasar, Bali, pagi ini, detak aktivitas warga Bali kembali berdenyut. Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk sudah dipadati kendaraan roda dua dan empat.
Di Pasar Sempidi, Kecamatan Mengwi, juga terlihat pemandangan serupa. Meski belum normal sepenuhnya, sejak pagi tadi aktivitas pedagang dan pembeli mulai marak.
Berlangsungnya perayaan Nyepi secara aman dan khidmat itu mendapat apresiasi positif dari tokoh Muslim di Denpasar, KH Musthofa Al Amin. Dia menilai, dibanding tahun-tahun sebelumnya, Nyepi tahun kali ini jauh lebih baik.
"Syukurlah, Nyepi tahun ini berjalan khidmat, tidak ada hal-hal yang mengganggu kelancaran Nyepi, ini patut disyukuri," kata pria yang juga menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Denpasar, Rabu (13/3/2013).
Berlangsungnya perayaan Nyepi dengan aman dan lancar, menurut dia, tidak lepas dari makin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menaati seruan para tokoh dan majelis agama.
Dia juga mengapresiasi seruan bersama yang berisi, umat Muslim diperbolehkan untuk melaksanakan salat lima waktu di masjid atau musala terdekat. Umat Muslim menaati imbauan untuk tidak menggunakan kendaraan ke tempat ibadah serta tidak menggunakan pengeras suara.
"Alhamdulillah, semua bisa berjalan bersama-sama, umat Muslim juga bisa menyesuaikan diri, tidak terjadi kegaduhan atau hal lainnnya. Semua hal-hal prinsip dalam ibadah salat bisa berjalan dengan baik," tutur Musthofa.
Karena itu, dia menilai pelaksanaan Nyepi di Bali menjadi contoh kehidupan pluralisme yang berjalan baik. "Perbedaan keyakinan atau agama bukan penghalang untuk saling hidup berdampingan dan toleransi," tutupnya. (ris)