Hendak Jadi Bandara, Harga Lahan di Kulonprogo Melonjak
29 Januari 2013, 09:11:28 Dilihat: 130x
Ade Hapsari Lestarini - Okezone
Bandara Adisutjipto (Foto: Ist)
JAKARTA- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubowono X, meminta PT Angkasa Pura (AP) I untuk mengajukan lokasi alternatif selain di daerah Kulonprogo, terkait pemindahan Bandara Adi Sucipto yang telah melampaui batas maksimal.
Pasalnya, harga tanah di daerah tersebut melonjak dari Rp20 ribu-Rp50 ribu per meter menjadi Rp300 ribu-Rp500 per meter pasca-beredarnya kabar bahwa tanah tersebut akan dijadikan bandara.
"Ya saya minta Rp50 ribu per meter, tapi sekarang tanah di sana malah mahal." ujar Sri Sultan saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin 28 Januari.
Meski demikian, Sri Sultan enggan memberitahukan lokasi alternatif mana yang dirasa cukup untuk membangun lokasi baru pengganti Bandara Adi Sutjipto.
"Saya ga mau ngomong, nanti kalau saya ngomong harga tanah akan naik lagi," tukasnya.
Sebagaimana diketahui, PT Angkasa Pura I mensinyalir pembangunan bandara pengganti Adi Sutjipto akan mundur dari jadwal karena harga tanah di daerah Temon, Kulonprogo terlalu tinggi.
Pemerintah Provinsi DIY mengusulkan lokasi alternatif pembangunan bandara internasional di daerah Kabupaten Bantul.
"Pembangunan bandara baru pasti mundur karena untuk pindah lokasi diperlukan pengkajian ulang untuk studi kelayakan, pengkajian area topografinya dan itu kurang lebih memerlukan waktu 6 bulan sampai 1 tahun," tutur Corporate Administration PT AP I, Harry Budi Waluyo, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Harry mengatakan jika harga tanah di daerah Kulonprogo naik, maka pihaknya akan mengkaji ulang anggaran yang sudah dianggarkan perusahaan. Menurutnya, dana yang dialokasikan untuk pembangunan bandara di Yogyakarta sebesar Rp6 triliun.
"Jika ada kenaikkan harga tanah, maka akan ada revisi di anggaran dan itu tidak mudah. Sementara itu tidak ada dana APBN untuk membiayai pembangunan proyek bandara, sehingga kami menggunakan dana sendiri sebesar 50 persen dan sindikasi perbankan dari Bank Mandiri sebesar 50 persen. Jadi kami berharap tetap berjalan lancar tanpa hambatan," pungkasnya.
(tbn)