Rabu, 05 September 2012 00:30 wib
Foto: Ilustrasi
POLEWALI - Kembali seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tewas di luar negeri. Kali ini nasib naas menimpa Hajrah binti Muhadin (38), TKI asal Desa Pake, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), dikabarkan meninggal dunia di Arab Saudi.
Kabar meninggalnya TKI tersebut baru diketahui pihak keluarga, setelah 20 hari meninggalnya ibu beranak dua tersebut.
Informasi yang diperoleh, Hajrah tewas karena menderita sakit tekanan darah tinggi, dan menjalani perawatan selama kurang lebih 40 hari di salah satu Rumah Sakit (RS) di Arab Saudi.
Anak pertama Hajrah, Amiruddin Muin (23) mengatakan kabar duka tersebut baru ia ketahui pada Senin 3 September lalu, melalui telefon dari PT Alfindo Mas Buana, sponsor yang memberangkatkan Ibunya menjadi TKI ke Arab Saudi.
"Ya, memang ibu saya meninggal di Arab Saudi. Dari surat faximile KBRI yang saya terima, Ibu meninggal sejak 15 Agustus lalu," ujar Amir, Selasa (4/9/2012).
Untuk memastikan kabar itu, Amiruddin akhirnya mendatangi kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Polewali Mandar, untuk menanyakan benar tidaknya informasi tersebut.
Akhirnya, Amir mendapatkan selebaran faximile dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) bahwa ibunya meninggal karena sakit tekanan darah tinggi sehingga menimbulkan pembengkakan di otak. Sehingga, ia harus menjalani perawatan selama kurang lebih 40 hari di RS.
Selain datang ke kantor Dinsosnakertrans, Amiruddin yang ditemani Kepala Desa Pake, Abdullah Mahmud juga mendatangi kantor Bupati. Kedatangannya untuk meminta bantuan kepada Pemkab dalam mempercepat pemulangan jenazah Ibunya ke kampung halaman. Apalagi, ibunya meninggal sejak 20 hari yang lalu.
"Saya ke kantor Bupati untuk meminta bantuan agar pemerintah bisa membantu dalam hal pemulangan jenazah Ibu bisa dipercepat. Kami dari keluarga sangat berharap pemerintah bisa memenuhi keinginan ini," tuturnya.
Diceritakan Amiruddin, sebelum meninggal, komunikasi antara ia dan Ibunya sangat lancar. Terakhir, ia berkomunikasi sebelum puasa. "Selama puasa sampai Lebaran, tidak pernah ada komunikasi karena Ibu saya sedang sakit," tambahnya.
(Andi Indra/Koran SI/ugo)