Susi Fatimah - Okezone
Rabu, 15 Agustus 2012 14:19 wib
ist
JAKARTA - Belakangan terakhir, televisi nasional diramaikan oleh iklan klinik pengobatan alternatif. Bahkan tayangan iklan tersebut muncul di waktu-waktu utama.
Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer Kementrian Kesehatan, Abidinsyah Siregar, angkat bicara terkait maraknya iklan klinik pengobatan herbal.
Menurut Abidin, ramainya klinik pengobatan karena saat ini tren back to nature (kembali ke alam) tengah mendunia. Hal tersebut tidak aneh, pasalnya tren tersebut terjadi tidak hanya di Indonesia saja, negara-negara lain pun mengalami hal yang sama seperti di India, Arab Saudi, Australia, China dan negara-negala lainnya.
"Semua sedang mengembangkan ke arah itu (back to nature), serta terjadilah suplai and deman, sehingga berdampak ke iklan. Terutama pada jam malam dan pagi. Bahkan ada iklan yang sangat kontroversial, ada yang mengharamkan obat dokter. Itu karena memanfaatkan situasi yang berkembang," ujar Abidin usai melakukan pertemuan dengan KPI, Kemenkominfo, BPOM dan IDI di Kantor KPI Jakarta, Rabu (15/8/2012).
Lebih lanjut Abidin mengatakan bahwa iklan-iklan pengobatan tersebut bukan hanya melanggar etika tetapi merugikan masyarakat, sebab masyarakat dibohongi dengan testimoni pasien yang belum tentu terbukti kebenaranya.
"Sakit kanker dan diabetes bisa disembuhkan secara total sampai ke akar-akarnya. Tidak ada satupun yang bisa menyembuhkan, tapi yang ada adalah mengupayakan pelayanan kesehatan untuk kesembuhan," tegasnya.
Selain itu, sambungnya, Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan herbal. Bahkan menjadi yang terbesar di dunia. Sehingga hal itu tak dipungkiri menjadi penyebab maraknya pengobatan alternatif dengan herbal.
"Kita punya modal, Indonesia punya herbal terbesar didunia, kita bisa menjadi negara supporting herbal. Karena itu kita pelihara jangan disesatkan oleh iklan-iklan," kata Abidin.
(teb)