Ahmad Luthfi - Okezone
Sabtu, 7 Juli 2012 06:23 wib
(Foto: Foxnews)
ANKARA - Sekelompok penjelajah Evangelis (pendeta) China dan Turki mengklaim bahwa sisa-sisa bongkahan kayu yang mereka temukan di gunung Ararat, wilayah Turki bagian Timut, menunjukkan tanda-tanda peninggalan kapal Nabi Nuh.
Dilansir Foxnews, Sabtu (7/7/2012), para penjelajah ini mengatakan bahwa perhitungan penanggalan karbon membuktikan relik yang pernah ada sejak 4.800 tahun lalu, yang berarti pada saat itu, kapal tersebut sedang mengapung. Gunung Ararat telah lama diduga sebagai tempat peristirahatan terakhir dari kapal Nabi Nuh oleh kaum Evangelis dan Literalis untuk mengesahkan kisah-kisah Alkitab.
Yeung Wing-Cheung dari tim peneliti Departemen International Noah Ark yang mengungkap penemuan itu mengatakan, "Ini tidak 100 persen bahwa ini adalah kapal Nabi Nuh, namun kami pikir ini 99,9 persen merupakan kapal nabi Nuh," ungkapnya. Ada beberapa laporan mengenai temuan yang mengindikasikan sisa-sisa bahtera Nabi Nuh, dan yang paling dikenal adalah temuan yang dilakukan arkeolog Ron Wyatt pada 1987.
Pemerintah Turki menyatakan, area situs penemuan di gunung Ararat itu sebagai taman nasional. Setelah ditemukannya objek berbentuk perahu yang membentang di gunung tersebut.
Kalangan evangelis yakin bahwa saat ini temuan mengenai kapal Nabi Nuh itu cenderung merupakan artefak yang sebenarnya. Mereka menyerukan agar peneliti Dutch Ark, Gerrit Aalten, untuk memverifikasi keabsahannya.
"Arti penting dari penemuan ini adalah, bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah penemuan bahtera Nabi Nuh didokumentasikan dengan baik dan mengungkapkannya kepada masyarakat di seluruh dunia," ujar Aalten. Ia mengutip banyak detail yang sesuai dengan catatan sejarah dari kapal itu, ia pun percaya bahwa ini adalah temuan arkeologi yang sah.
"Ada sejumlah bukti kuat bahwa struktur yang ditemukan di gunung Ararat, Turki Timur itu adalah Bahtera Nuh yang legendaris," kata Aalten. Perwakilan Departemen International Noah Ark mengatakan bahwa struktur kapal itu mengandung beberapa kompartemen (bagian yang terpisah), terdapat balok kayu yang mereka percaya digunakan untuk kelompok rumah hewan.
Selama konferensi pers, anggota tim Panda Lee menggambarkan ketika mereka mengunjungi situs itu. "Di Oktober 2008, saya melakukan pendakian gunung dengan tim dari Turki. Pada ketinggian lebih dari 4.000 meter, saya melihat struktur yang dibangun dengan benda yang menyerupai papan kayu," tuturnya.
"Setiap papan memiliki lebar 8 inci. Saya bisa melihat tenons (duri), bukti konstruksi kuno yang lebih ada terlebih dahulu ketimbang penggunaan paku logam," tambahnya.
Ia menceritakan bahwa dirinya bersama tim berjalan sekitar 100 meter ke situs lain.
"Saya melihat fragmen kayu yang rusak yang tertanam dalam gletser, dengan panjang sekira 20 meter. Saya mengamati lanskap dan menemukan bahwa struktur kayu itu secara permanen tertutup oleh es dan batuan vulkanik," imbuhnya.
Pejabat Lokal di Turki akan meminta pemerintah pusat di Ankara untuk mengajukan status sebagai UNESCO World Heritage. Sehingga, situs itu dapat dilindungi beberapa waktu, selama penggalian arkeologi besar di tempat tersebut. (fmh)