Sejumlah ilmuwan dari lima benua belajar tentang Indonesia dalam International Conference and Summer School on Indonesian Studies yang digelar Universitas Indonesia di Sanur, Bali.
"Kegiatan tersebut dimulai pada Kamis (9/2) dan dibuka oleh Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri," kata Kepala Kantor Sekretariat Pimpinan UI Devie Rahmawati dalam surat elektroniknya, hari ini Kamis (9/2).
Menurut dia, kehadiran para ilmuwan yang mewakili lima benua ini tidak hanya menghasilkan devisa bagi negara tetapi juga menunjukkan perhatian yang besar terhadap Indonesia.
Kegiatan ini bertemakan maritime culture, local wisdom, diversity dan changes. Ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih luas mengenai Indonesia. Para ilmuwan internasional ini seusai konferensi, diharapkan dapat menjadi awak public relations bagi Indonesia.
Ia mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan Rektor UI dan panitia penyelenggara beberapa waktu lalu menyampaikan dukungannya bagi konferensi yang diharapkan mampu menghasilan refleksi kritis terhadap kekuatan Indonesia yaitu keragaman budaya, suku, bahasa, seni, pemikiran, ideologi, teknologi. Dengan begitu, mampu menghasilkan modal kekuatan dalam mengembangkan kajian Indonesia yang sesuai dengan tuntutan akademik dan global.
Lebih lanjut, ia mengatakan, dalam seminar ini, panitia menghadirkan peneliti ternama dunia Prof Stephen Oppenhaimer dari Universitas Oxford, yang fokus pada riset tentang sejarah peradaban manusia pada masa lalu. Kehadiran Oppenhaimer relevan dengan kabar penemuan aktual piramida di berbagai kawasan pegunungan di Tanah Air.
Temuan tersebut sementara menandai kemungkinan bahwa peradaban Indonesia merupakan salah satu peradaban tertua di dunia, yang juga menjadi poros peradaban dunia.
"Hal ini sejalan dengan kajian yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan dunia, yang di antaranya mengambil kesimpulan sementara bahwa Atlantis yang hilang kemungkinan berada di bawah kawah candradimuka Tanah Air Indonesia," ujarnya.
Dikatakannya bila pada masa datang, temuan tersebut memiliki kebenaran objektif akademik yang valid, Indonesia perlu berbangga dan terus membenahi diri, untuk mengulang sejarah masa lalu, sebagai matahari peradaban dunia.
Seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia ini merupakan seminar internasional yang keempat semenjak diselenggarakan pada 2009 di Kampus UI, Depok.
"Tahun ini diselenggarakan di Bali dengan tujuan memberikan warna dan nuansa Nusantara yang berbeda bagi para peserta, khususnya para tamu internasional," katanya.(Ant/BEY)
Sumber: Metrotvnews.com