Sido Muncul Bakal Stock Split, Saham Investor Bisa Double
07 September 2020, 09:00:01 Dilihat: 1242x
Jakarta -- Emiten farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) berencana melakukan stock split saham dengan rasio 1:2. Rencana tersebut telah disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada 27 Agustsus 2020.
Aksi korporasi emiten berkode SIDO tersebut akan membuat jumlah saham beredar mereka menjadi 30 miliar lembar saham dari sebelumnya 15 miliar lembar saham.
Tujuan dari stock split ini adalah untuk menarik investor untuk memiliki saham emiten berkode SIDO dan juga untuk menaikkan likuiditas saham perusahaan.
Tentunya hal ini berdampak pada perubahan harga dan juga perubahan kepemilikan tanpa merubah nilai saham. Harga saham SIDO akan terbagi sesuai dengan rasio. Dengan rasio stock split SIDO adalah 1:2, artinya setelah stock split kepemilikan 1 lembar saham akan menjadi 2 lembar saham.
Lalu, bagaimana prospek saham SIDO? Pendiri Ellen May Institute dan Analis Ellen May merekomendasikan saham SIDO sebagai investasi jangka panjang. Alasannya, lantaran perusahaan memiliki profitabilitas yang baik.
"Hal dilihat dari pendapatannya yang stabil dan juga pertumbuhan laba yang konsisten dari tahun ke tahun," ujarnya kepada CNNIndonesia.com Senin (31/8).
Secara umum kinerja SIDO memang masih cukup positif karena mengalami pertumbuhan pendapatan pada semester I 2020 sebesar 3,5 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan semester I 2019 menjadi Rp1,46 triliun.
Capaian ini didukung segmen makanan dan minuman yang mengalami kenaikan 16,3 persen. Selain itu, segmen farmasi juga mengalami peningkatan 6 persen, sedangkan segmen jamu herbal dan suplemen mengalami penurunan 2,11 persen.
Laba SIDO juga masih tumbuh sebesar 10.6 persen menjadi Rp413 miliar sepanjang semester pertama lalu. Perusahaan mampu menekan beban umum dan administrasi 13,63 persen menjadi Rp91 miliar dibandingkan semester I 2019.
Hal ini membuat laba operasi perusahaan meningkat menjadi 34 persen dari tahun sebelumnya sebesar 33 persen. Di sisi lain, margin laba bersih SIDO sebesar 28 persen naik dari tahun sebelumnya sebesar 27 persen.
Di samping itu, SIDO juga mampu menjaga profit marginnya di atas 20 persen bahkan terus bertumbuh. Sementara,, rasio utang terhadap ekuitas dan aset juga dinilai baik karena masih dibawah 1.
Utang SIDO kuartal II 2020 sebesar Rp366 miliar yang terbagi menjadi utang jangka pendek Rp306 miliar dan utang jangka panjang Rp60 miliar. "Terjadi penurunan utang sebesar 16.6 persen karena penurunan utang pajak yang signifikan sebesar 48,3 persen menjadi Rp57 miliar," imbuhnya
Meski demikian, dalam hal trading, Ellen merekomendasikan SIDO masuk ke dalam strategi super trader. Pasalnya, SIDO sudah break out dari sideways panjangnya sejak bulan April.
Break out terjadi pada tanggal 5 Agustus disertai dengan peningkatan volume yang besar. Sedangkan hingga saat ini SIDO masih bergerak di dalam rentang basenya.
"Karena sudah breakout dari sideways panjangnya dan sedang membuat anak tangga pertama. Kami membeli sudah membeli SIDO sejak 27 Agustus 2020 dan masih hold untuk saham super karena masih ada potensi peningkatan harga," tandasnya.
Sumber : cnnindonesia.com