Siasat Beli Rumah Buat Milenial Bergaji Rp5 juta per Bulan
26 Desember 2019, 09:00:05 Dilihat: 276x

Jakarta -- Memiliki rumah pribadi kerap menjadi impian banyak orang. Namun, membeli rumah kini dapat menjadi tantangan besar bagi generasi milenial. Terutama, bagi mereka yang memiliki gaji pas-pasan Rp5 juta per bulan.
Pasalnya, harga rumah kian melejit seiring berjalannya waktu, apalagi yang terletak di kawasan perkotaan.
Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com, rumah di ibu kota dengan ukuran kecil tipe 21 harganya bisa mencapai Rp200 juta-an. Sementara untuk tipe yang lebih besar, harga dapat meroket hingga belasan miliar rupiah.
Walaupun mayoritas rumah saat ini dapat dicicil, masyarakat kerap kesulitan membayar uang muka (down payment/ DP). Tak ayal, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menyewa apartemen ataupun mengontrak rumah dengan biaya pengeluaran yang jauh lebih kecil dibandingkan langsung membeli atau menyicil sebuah rumah pribadi.
Menurut Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho, sebetulnya generasi milenial yang gajinya pas-pasan dapat membeli rumah pribadi.
Namun, milenial harus memiliki komitmen dan pemikiran yang realistis dalam memilih sebuah rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Terutama, dalam hal memenuhi nilai DP atau cicilan rumah yang diinginkan.
"Harus disadari dulu, pastinya akan sulit, apalagi yang memilih tinggal atau kerjanya di daerah Jakarta yang pilihannya sedikit," kata Andi saat diwawancarai CNNIndonesia.com, Kamis (19/12).
Apabila kemampuan pembayaran cicilan kecil, generasi milenial harus cermat dalam memilih rumah. Menurut Andi, masyarakat harus memilih rumah dengan cicilan paling besar sebanyak 20 persen dari gaji yang dimiliki.
"Artinya, yang kita perlu perhatikan, dengan gaji misal Rp5 juta, kita harus anggarkan untuk cicilannya dulu itu paling besar Rp1 juta. Nah, harus cari rumah yang cicilan per bulannya segitu," jelasnya.
Apabila berada dalam posisi tersebut, Andi pun merekomendasikan masyarakat untuk lebih memilih kawasan-kawasan yang berada di pinggiran ataupun luar Jakarta seperti Depok atau Bogor yang notabene memiliki harga rumah lebih murah ketimbang di Jakarta.
Untuk menyiasati biaya transportasi ke Jakarta, masyarakat dapat memilih rumah-rumah yang berada di kawasan transportasi umum yang mudah diakses seperti stasiun kereta.
"Lokasi itu akan memudahkan mereka. Walaupun jauh dari Jakarta, tapi mereka untuk ngantor itu masih dibilang enggak terlalu ribet karena dekat dengan stasiun kereta api. Lebih hemat dan lebih cepat juga," jelasnya.
Sementara untuk menyiasati DP yang cukup besar, Andi merekomendasikan masyarakat agar mencari rumah dengan DP 0 persen yang sudah cukup menjamur di beberapa daerah.
"Untuk DP, apabila belum dapat menyanggupi, bisa mencari yang DP-nya 0 persen, memang akan membutuhkan effort lebih. Namun, kriterianya memang seperti itu, dengan kondisi seperti sekarang," tuturnya.
Siasat Himpun Dana
Sementara itu, Perencana Keuangan Aidil Akbar Madjid menilai menabung dapat menjadi salah satu solusi bagi para pencari rumah untuk menyiasati harga DP rumah tersebut.
"Sebetulnya bisa saja menabung, jadi sekitar 20 atau 30 persen setiap bulan dari gaji ditabung, tapi ini butuh kedisiplinan yang tinggi, dan perhitungan yang matang," kata Aidil.
Kendati demikian, Aidil mengingatkan menabung memiliki risiko tersendiri. Sebab, bersamaan dengan waktu menabung, rumah-rumah di pinggiran juga berpotensi akan semakin langka dengan banyaknya masyarakat yang mulai mencari rumah.
"Bisa race against time (berpacu melawan waktu) juga, maka dari itu harus dipikirkan secara matang, enggak boleh terlalu lama juga untuk menabung," imbuhnya.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, Aidil menyebut masyarakat dapat memilih alternatif lain, yakni dengan melakukan investasi.
"Investasi ditambah menabung itu lebih positif, walaupun harus lebih membutuhkan strategi dan pemikiran. Masyarakat dengan pendapatan minim bisa memulai investasi bersifat short term seperti emas yang memiliki risiko yang rendah," ujar Aidil.
Emas sendiri, menurut Aidil, merupakan instrumen investasi yang memiliki risiko rendah, lebih mudah dilikuidasi dan ditabung.
Hal itu membuat emas menjadi pilihan cocok bagi masyarakat yang memiliki pendapatan yang minim. Di sisi lain, investasi emas memiliki kelemahan karena nilainya yang fluktuatif dan bergantung komoditi pasar.
Selain emas, lanjut Aidil, masyarakat dapat mencoba untuk berinvestasi melalui saham ataupun reksadana. Walaupun risikonya lebih tinggi dibandingkan investasi emas, masyarakat dapat mendapatkan timbal balik yang juga tinggi.
"Bermain saham atau reksadana juga bisa dilakukan walaupun high risk tapi juga dapat high return, dan butuh pemahaman tentunya," jelasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.