Jakarta -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membeberkan enam strategi pendorong investasi yang akan dilakukan dalam lima tahun ke depan. Strategi tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti arahan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kebetulan di BKPM, presiden (Jokowi) meminta agar investasi kita harus baik. Kemudian, perkuat UMKM, menciptakan lapangan kerja dan mempermudah urusan kemudahan dalam berbisnis," ujarnya di Kantor BKPM Jakarta, Kamis (31/10).
Pertama, ia akan memperbaiki peringkat kemudahan berusaha. Eks ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengatakan Jokowi secara spesifik menginginkan agar kemudahan berusaha Indonesia meningkat dari peringkat 73 ke 50.
"Kalau tidak salah, (peringkat kemudahan berusaha) sudah dua tahun stagnan, belum ada lagi peningkatan," tuturnya.
Kedua, BKPM akan membantu eksekusi realisasi investasi besar. Hal ini mengacu pada banyaknya negara yang sebenarnya sudah tertarik berinvestasi di Indonesia namun realisasinya tak terjadi.
Untuk itu, Bahlil dan jajarannya akan membimbing para investor dalam mengeksekusi realisasi investasi secara langsung.
"Sudah tidak saatnya lagi untuk harus main di angka, data data dan di atas meja. Jadi kami akan mengeksekusi," jelasnya.
Ketiga, ia akan mendorong investasi besar untuk bermitra dengan UMKM. Yang dimaksud dalam hal ini, BKPM akan mengajak setiap investor bekerja sama di luar spektrum investasi guna membuka lapangan kerja bagi warga lokal. Hal ini juga bisa menjadi solusi untuk mencegah konflik di daerah.
"Contohnya, dia (investor) ingin membangun pabrik di Papua. Kami minta pengusaha untuk masuk join dan untuk penguatan UMKM-nya. Bagian mana pengerjaan yang bisa dikelola ke mereka (UMKM) dikasih kesempatan agar tumbuh bersama-sama," ujar Bahlil.
Ia juga sudah mengusulkan kepada Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto agar plafon kredit UMKM ditingkatkan menjadi Rp50 juta, dari Rp0 sampai Rp25 juta.
Keempat, memperluas penyebaran investasi ke luar Pulau Jawa. Dalam pemaparan angka investasi Indonesia pada kuartal III 2019, Bahlil menjelaskan penyebaran proyek dari investasi yang didapati tidak lagi didominasi oleh Pulau Jawa.
Ia mengatakan dari total sebesar Rp205,7 triliun tersebut selisih jumlah yang dikerahkan di Pulau Jawa dan luar Jawa tidak begitu tinggi, yakni Rp112 triliun di Pulau Jawa dan Rp93 triliun di luar Pulau Jawa.
Kelima, promosi investasi yang terfokus berdasarkan sektor dan negara. Dalam pemaparannya, fokus investasi di sektor infrastruktur misalnya dianggap lebih cocok ditargetkan ke negara Eropa, Asia Timur dan Timur Tengah. Sedangkan pengembangan sumber daya manusia lebih ditargetkan ke Australia dan Amerika.
Terakhir, Bahlil mengerek investasi dalam negeri untuk menghadapi perlambatan laju perekonomian global.
"Kami harus perkuat investasi dalam negeri. Tidak hanya investasi-investasi besar, mencoba masuk kepada UMKM dan pengusaha-pengusaha menengah," tuturnya.
Sumber : cnnindonesia.com