88 Kabupaten di Indonesia Rentan Rawan Pangan
01 November 2019, 09:00:06 Dilihat: 329x

Jakarta -- Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat 88 kabupaten/kota di Indonesia rentan rawan pangan. Tanpa pengawasan yang tepat, daerah tersebut berpotensi rawan pangan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan data tersebut didapat dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan.
"Dari 500 sekian kabupaten/kota, 88 kabupaten/kota itu dalam mapping (pemetaan) kami sudah ketemu (daerah rentan rawan pangan). Kemudian, fokus kepada daerah rawan itu menjadi penting," katanya, Rabu (30/10).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKP Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menuturkan daerah rentan rawan pangan ditentukan melalui tiga aspek meliputi ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan.
"Tetapi 88 kabupaten jangan dianggap bahwa dalam seluruh kabupaten itu adalah rentan. Ada titik-titik di 88 kabupaten tersebut yang rentan," jelasnya.
Dari tiga aspek tersebut, Kementan lantas merincikannya ke dalam 9 indikator daerah rentan rawan pangan. Pertama, rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan pangan.
Kedua, persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Ketiga, persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan lebih dari 65 persen terhadap total pengeluaran.
"Jadi, semakin sedikit uang dipakai untuk makan, semakin baik hidupnya. Karena pendapatannya rendah bisa karena harga pangan di situ mahal, juga bisa," tutur Agung.
Keempat, persentase rumah tangga tanpa akses listrik. Kelima, rata-rata lama sekolah perempuan umur lebih dari 15 tahun, dan keenam persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih.
Ketujuh, rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap kepadatan penduduk. Kedelapan, prevalensi balita stunting, dan kesembilan, angka harapan hidup saat lahir.
Guna mengawal daerah rentan rawan tersebut, Kementan bekerja sama dengan 6 kementerian/lembaga (K/L). Seluruh K/L tersebut meliputi Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan Kementan sendiri.
"Kami bersinergi bersama agar daerah dalam tanda petik rawan itu minimal kami pertahankan rentan rawan. Jadi, tidak boleh rawan," imbuh Agung.
Ia bilang seluruh K/L tersebut akan turun ke lapangan untuk mendetailkan permasalahan di tiap daerah.
Agung menambahkan K/L akan memainkan peran masing-masing berdasarkan permasalahan dari 9 indikator di atas. Misalnya, indikator rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan pangan menjadi tanggung jawab Kementan. Selanjutnya, dalam ketahanan pangan, Kementan bisa memberikan solusi melalui peningkatan produksi pangan atau distribusi pangan.
"Kalau distribusi berarti kami butuh infrastruktur, kemana? Nah, kami minta kepada Kementerian PUPR," tandasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.