Jakarta -- Bank Indonesia (BI) optimistis Perbankan segera ikut menurunkan bunga kredit usai keputusan penurunan suku bunga acuan yang diambil pada hari ini, Kamis (18/7). Transmisi penurunan bunga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit tahun ini berkisar 10-12 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan secara teori, penurunan suku bunga acuan akan ditransmisikan ke penurunan bunga simpanan dan kredit. Jika suku bunga simpanan turun, artinya biaya pembiayaan (cost of fund) perbankan bisa turun sehingga membuka peluang perbankan juga menurunkan suku bunga acuannya.
"Jelas suku bunga acuannya ya turun. Kami berkeyakinan penurunan ini bisa lebih cepat sehingga bisa mendorong pertumbuhan kredit," ujar Perry. Kamis (18/7).
Ia melanjutkan, penurunan suku bunga juga bisa lebih cepat karena perbankan melakukan berbagai efisiensi sejak akhir tahun lalu. Menurut data BI, meski tahun kemarin suku bunga acuan naik hingga 175 basis poin (bps), namun suku bunga kredit berhasil turun 23 bps.
Penurunan suku bunga kredit ini, menurut dia, juga bisa lebih cepat karena BI juga telah melakukan beberapa kebijakan demi melonggarkan likuiditas. Pertama, adalah penurunan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 basis poin dan kedua adalah kenaikan Rasio Intermediasi Perbankan (RIM) dari 80 persen hingga 92 persen menjadi 84 hingga 94 persen.
Jika likuiditas lebih longgar, maka perbankan tidak perlu repot-repot mencari Dana Pihak Ketiga (DPK). Biasanya, semakin susah perbankan mencari likuiditas, semakin tinggi cost of fund yang diemban perbankan.
"Maka dari itu, kami yakin pertumbuhan kredit berada di dalam rentang 10 persen hingga 12 persen dibanding tahun lalu. Kemungkinan akan berada di atas titik tengah yakni 11 persen," terang dia.
Sumber : cnnindonesia.com