Hingga Pertengahan Tahun, Saham Teknologi Berkinerja Terbaik
01 Juli 2019, 09:00:00 Dilihat: 247x

Jakarta -- Saham teknologi berkinerja terbaik di Wall Street hingga pertengahan tahun 2019, dengan investor bertaruh pada suku bunga yang lebih rendah, meskipun Apple dan pembuat chip sedang menghadapi turbulensi terkait dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Indeks teknologi informasi S&P 500 telah melonjak 9 persen pada bulan Juni, bulan terkuat dalam tiga tahun, dengan rekor tertinggi pada 21 Juni, mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap risiko, karena mereka menjadi lebih percaya diri bahwa Bank Sentral Amerika akan memangkas suku bunga untuk mendukung ekonomi yang melambat.
Itu juga menunjukkan bahwa sebagian besar Wall Street percaya diri bahwa Presiden AS Donald Trump, yang telah menunjukkan ketidaksukaan terhadap penurunan pasar saham, pada akhirnya akan menyelesaikan konflik perdagangan negara dengan China.
Sembari menanti bukti kemajuan di bidang perdagangan, investor akan menyaksikan pertemuan antara Trump dan Presiden China, Xi Jinping, yang direncanakan berlangsung dalam rangkaian KTT Kelompok 20 (G20) pada akhir pekan ini di Jepang.
"Risiko tak mencapai target adalah yang terbesar. Jika pembicaraan perdagangan macet maka kita bisa turun lebih rendah, mungkin sangat rendah, dan sektor teknologi bisa menjadi yang paling terpuruk," kata Randy Frederick, Wakil Presiden Perdagangan & Derivatif di Charles Schwab.
Investor lain mengatakan optimisme mereka tentang saham teknologi berdasar pada ekspektasi bahwa pertumbuhan pendapatan di sektor ini akan mengungguli sektor perekonomian lainnya selama beberapa tahun ke depan.
"Ekspektasi kami untuk kemajuan nyata terkait tarif di G20 cukup rendah," kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York.
"Teknologi tak sekadar permainan taktis jangka pendek, dan lebih merupakan kepercayaan pada potensi pertumbuhan jangka panjang. Tentu saja, itu dipengaruhi oleh tarif dan peraturan, tetapi harapan pertumbuhan masih ada."
Seperti yang diberitakan pada Rabu (26/6), AS berharap memulai kembali perundingan perdagangan dengan China di G20, namun tak ingin China meminta kondisi tertentu terkait tarif yang saat ini dikenakan AS pada barang-barang China dalam pembahasan selisih perdagangan tersebut.
Trump juga telah mengancam untuk mengenakan tarif tambahan senilai US$ 325 miliar, mencakup hampir semua impor Cina yang tersisa ke AS, termasuk produk konsumen seperti ponsel, komputer dan pakaian. Tarif tersebut akan dikenakan jika pertemuan Trump dengan Xi tidak menghasilkan kemajuan dalam penyelesaian keluhan AS seputar cara Cina melakukan bisnis.
Seorang pejabat pemerintahan AS mengatakan kedua belah pihak dapat setuju untuk tidak mengenakan tarif baru sebagai niat baik untuk melanjutkan negosiasi, tetapi dia mengatakan tidak jelas apakah itu akan terjadi.
Pejabat yang tak mau disebutkan namanya itu juga menyebut AS tidak mau pertemuan dengan China dilakukan dengan pelonggaran tarif. AS, menurut dia, juga ingin China mengembalikan perundingan seperti sebelum Negeri Tirai Bambu itu menarik janji-janjinya hingga perundingan berakhir macet.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.