Manfaatkan Perang Dagang, RI Sodorkan Produk Tekstil ke AS
15 Juni 2019, 09:00:09 Dilihat: 237x

Jakarta -- Pemerintah Indonesia mengklaim siap menyodorkan lebih banyak ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) ke Amerika Serikat di tengah momentum perang dagang antara AS dan China.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Selama perang dagang, China tak bisa mengekspor produk tekstil ke Negeri Paman Sam. Menurut dia, perang dagang AS-China membuat sejumlah produk asal masing-masing negara tersebut tidak bisa memasuki pasar keduanya. Khususnya bagi China, berbagai produk ekspornya tak bisa menembus pasar AS.
Padahal selama ini, AS merupakan pasar ekspor utama bagi China. Begitu pula dengan AS yang memiliki ketergantungan besar terhadap produk dari China. Namun, kebijakan perang dagang Presiden AS Donald Trump membuat perdagangan kedua negara terhambat.
Ketika perdagangan AS ke China dan sebaliknya terhambat, sambung Enggar, ini justru merupakan momentum yang baik bagi Indonesia untuk mengisi kebutuhan produk di kedua negara. Namun, lantaran China memiliki sektor industri yang kuat, maka Enggar melihat peluang Indonesia jauh lebih besar untuk mengisi kebutuhan AS yang tak bisa dimasuki China.
"Nah, tekstil dan produk tekstil itu pasti bisa ke sana, kita (Indonesia) gantikan yang dari China. Sekarang sudah terlihat pembelian cotton meningkat, ini dijadikan finished product yang kita (Indonesia) jual ke AS," ujar Enggar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/6).
Bahkan, menurut Enggar, peluang peningkatan ekspor tekstil ke AS akan terus meningkat sampai akhir tahun. Bila permintaan terus meningkat, maka ia memproyeksikan pertumbuhan industri tekstil bisa mencapai rentang 25-30 persen pada tahun ini.
Selain tekstil dan produk tekstil, Enggar mengatakan pemerintah tengah memetakan komoditas ekspor lain yang sekiranya bisa ditingkatkan untuk mengisi pasar AS yang tak bisa dimasuki China.
"Kami lihat per sektor, dunia usaha juga kami libatkan. Kelihatannya furnitur juga besar, AS impor dari China, itu bisa kita isi," katanya.
Kendati begitu, menurut Enggar, peningkatan ekspor ke AS juga harus dilakukan Indonesia dengan hati-hati. Sebab, jangan sampai peningkatan ekspor membuat defisit perdagangan antara AS-Indonesia terlalu lebar.
"Kalau defisit semakin lebar, maka AS bisa cabut lagi fasilitas GSP (fasilitas bebas tarif bea masuk untuk impor tertentu) untuk kita (Indonesia)," ungkapnya.
Di sisi lain, Enggar mengatakan Indonesia juga perlu berhati-hati dengan China. Pasalnya, ada potensi pengalihan ekspor China yang semula ditujukan ke AS menjadi ke negara lain, termasuk Indonesia.
"Ancamannya, arus barang masuk (dari China). Maka, perlu kesiapan industri dan bersama-sama mengajak masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga sudah berbicara dengan dunia usaha agar bisa meningkatkan ekspor dan memanfaatkan peluang ketika perang dagang AS-China terjadi. Apalagi, Indonesia membutuhkan peningkatan ekspor untuk menopang target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen pada tahun ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.