Energi Terbarukan Bisa Bikin Pemerintah Hemat Puluhan Triliun
28 April 2019, 09:00:01 Dilihat: 277x
Palembang -- Pemerintah menghitung peningkatan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi menjadi 23 persen dapat menghemat anggaran hingga puluhan triliun setiap tahunnya. Porsi EBT tersebut ditargetkan dapat terealisasi pada 2025 mendatang.
Meski mampu menghemat anggaran, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono mengaku masih banyak ganjalan dalam mengembangkan EBT. Hambatan terutama terkait investasi awal untuk membangun pembangkit listrik ramah lingkungan ini.
"Investasi di awalnya ini relatif sulit. Untuk itu, pemerintah harus bergerak di sana. Kalau menyerahkan seluruhnya ke masyarakat, enggak akan jadi itu. Kaya yang di Sidrap, harus presiden dulu yang memerintahkan jalan," ujar Agung saat Rapat Koordinasi dan Peninjauan Lapangan Kaji Banding Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik tenaga Biomassa (PLTBm) Sekam Padi di Palembang, Selasa (23/4).
Agung menjelaskan, potensi yang hendak dicapai EBT dalam pembauran energi nasional pada 2025 yakni 45,1 gigawatt (GW). Dengan rincian, panas bumi 7,2 GW, tenaga air 18 GW, mini dan mikrohidro 3 GW, bionenergi 5,5 GW, tenaga surya 6,5 GW, tenaga angin 6,5 GW.
Pengembangan EBT dalam memasok energi listrik nasional tersebut didampingi oleh biofuel dengan total 15,1 kiloliter per tahunnya.
"Saat ini kita baru mencapai 9 persen dari 23 persen target di 2025 tersebut. Kalau sudah niat membuat EBT jadi prioritas, kita ciptakan dari potensi sumber daya yang ada di daerah itu yang bisa dikembangkan," jelas dia.
Agung menjabarkann pengembangan EBT baru mampu menghasilkan listrik 9,12 GW. Secara rinci, panas bumi menghasilkan 1,8 GW, tenaga air 5,1 GW, mini dan mikrohidro 0,326 GW, bioenergi 1,84 GW, tenaga surya 12,015 megawatt (MW), tenaga angin 1,12 MW
Saat ini, pihaknya pun tengah mendorong pengembangan pilot project PLTBm Sekam Padi di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan yang tengah dikembangkan oleh PT Buyung Poetra Sembada. Ia juga mengaku swasta tak bisa sendiri dalam mengembangkan EBT dan perlu didukung oleh pemerintah, terutama dari sisi regulasi dan perizinannya.
"PT PBS ini sudah uji coba, 90 persen sudah siap dioperasikan. Tapi regulasinya masih dalam pembahasan karena nanti listriknya harus dijual ke PLN," ujar dia.
Apabila PLTBm Sekam Padi di kabupaten Ogan Ilir ini bisa berjalan dengan lancar, maka pemerintah akan mendorong daerah lain untuk membangun PLTBm Sekam Padi di wilayah lain. PLTBm akan menjadi EBT yang diutamakan karena hampir setiap daerah di Indonesia memproduksi padi.
"Di vietnam, ternyata sekam ini sudah lama dikembangkan untuk menjadi energi listik. Mereka sudah berjalan dan didukung pemerintahnya. Di kita (Indonesia), saat ini dikembangkan di Ogan Ilir dulu," pungkas dia.
Sumber : cnnindonesia.com