BI Sosialisasi Transaksi Menggunakan Mata Uang Lokal ASEAN
22 April 2019, 09:00:00 Dilihat: 318x
Jakarta -- Bank Indonesia (BI) melakukan sosialisasi perdagangan lintas negara menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) di kawasan Asia Tenggara.
Pelaksanaan sosialisasi LCS dilakukan Bank Indonesia kepada bank yang memfasilitasi kebijakan LCS atau Appointed Cross Currency Dealer Bank (Bank ACCD).
Selain itu, sosialisasi juga dilakukan terhadap para importir dan eksportir potensial bank-bank ACCD yang selama ini bertransaksi dagang dengan Malaysia dan Thailand.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko implementasi LCS memiliki peran strategis dalam mendukung efisiensi transaksi, dan pengembangan pasar mata uang lokal. Pada akhirnya, hal itu dapat mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah.
Secara umum, dia mengklaim penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dengan Thailand dan Malaysia yang difasilitasi oleh bank ACCD di Indonesia menunjukkan progres yang positif.
"Hal ini tercermin dari tren peningkatan transaksi penyelesaian perdagangan dalam mata uang lokal yang difasilitasi bank ACCD dan fitur operasionalisasi yang telah dijalankan bank ACCD," papar Onny dalam keterangan tertulis, Selasa (16/4).
Pada kuartal I 2019, total transaksi perdagangan melalui LCS menggunakan Baht mencapai US$13 juta atau setara Rp185 miliar, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar US$7 juta atau setara Rp96 miliar.
Sementara itu, untuk transaksi LCS menggunakan Ringgit Malaysia mencapai US$70 juta setara Rp1 triliun, meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar US$6 juta atau setara Rp83 miliar.
Implementasi penggunaan LCS merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM) dan Bank of Thailand (BOT) pada 23 Desember 2016 dalam rangka mendorong penggunaan LCS.
Hal ini merupakan bagian dari upaya ketiga bank sentral untuk mengurangi ketergantungan dolar AS, meningkatkan pengembangan pasar mata uang lokal, dan pelaksanaan transaksi langsung antar pelaku pasar.
Dengan demikian, diharapkan dapat berkontribusi positif dalam efisiensi pasar dan menjaga kestabilan nilai tukar.
Penggunaan LCS di kawasan semakin diperkuat dengan penandatanganan komitmen antara BI, BNM, BOT dan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN (ASEAN Finance Minister & Central Bank Governors Meeting/AFMGM) pada 5 April 2019 di Chiang Rai, Thailand.
Sumber : cnnindonesia.com