Menperin Sebut Industri Masih Belum Siap Masuki Industri 4.0
21 April 2019, 09:00:00 Dilihat: 265x

Jakarta -- Kementerian Perindustrian mengakui industri di Indonesia belum terlalu siap untuk menjalankan industri 4.0. Hal itu berdasarkan indeks kesiapan industri 4.0 bertajuk Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI) 2019 yang dirilis Kemenperin pada hari ini, Senin (14/4).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan skor INDI adalah acuan untuk mengukur kesiapan perusahaan untuk bertransformasi ke era industri 4.0.
Sebagai informasi, Industri 4.0 merupakan proses industri yang memanfaatkan teknologi jaringan internet, seperti Internet of Things, kecerdasan buatan, dan otomatisasi.
Dari penilaian yang dilakukan oleh 326 perusahaan, Airlangga menyebut skor INDI Indonesia ada di angka 2,4 dari rentang 0 sampai 4. Sesuai acuan tersebut, kesiapan industri Indonesia untuk bergerak ke arah industri 4.0 masih dalam tahap sedang. Dengan kata lain, industri di Indonesia tidak bisa dikatakan belum siap karena tidak memiliki skor 0, namun juga tidak bisa disebut matang karena tidak berada di angka 3.
"Kami sebenarnya harapkan skor ini 4, tapi rata-ratanya baru 2,4," jelas Airlangga, Senin (15/4).
Lebih lanjut, ia menuturkan skor INDI ini disusun bersama lembaga konsultan McKinsey and Company dan melibatkan 326 perusahaan yang bergerak di delapan sektor. Hal itu mencakup konstruksi dan persediaan (EPC), makanan dan minuman, kimia, aneka, elektronika, otomotif, dan logam.
Dari seluruh sektor tersebut, perusahaan EPC memiliki skor paling tinggi yakni 2,74 dan industri logam dinilai memiliki kesiapan yang paling rendah yakni 1,57.
"Penilaian ini dilakukan secara mandiri (self assessment) dan menimbang lima indikator yakni manajemen dan organisasi, manusia dan budaya, produk dan layanan, teknologi, dan operasional pabrik. Perusahaan-perusahaan ini memang bergerak di sektor percontohan (light house) ketika kami me-launching making Indonesia 4.0 setahun lalu," tutur Airlangga.
Menurut dia, pengukuran kesiapan industri 4.0 sangat penting karena potensinya cukup besar. Berdasarkan perhitungan McKinsey, implementasi industri 4.0 di manufaktur bisa mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 1 hingga 2 persen, dan meningkatkan kontribusi manufaktur terhadap PDB menjadi 25 persen di 2025 mendatang.
Terlebih, penilaian seperti ini juga sudah dilakukan negara lain. Singapura, misalnya, memiliki indeks serupa dengan judul The Singapore Smart Industry Readiness Index dan Industri 4.0 Readiness yang dilakukan oleh Jerman.
"Implementasi industri 4.0 tetap kami dorong. Mencontoh Jerman, meski industri 4.0 sudah dilaksanakan sejak 2011, namun belum semua perusahaannya bisa mencapai tahap kesiapan sempurna," pungkas dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan Indonesia memberikan porsi 19,82 persen terhadap PDB sepanjang 2018. Adapun, pertumbuhannya mencapai 4,25 persen secara tahunan, atau lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi 2018 5,17 persen.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.