Kredit Usaha Rakyat Sudah Tersalur Rp23 T Per Februari 2019
07 April 2019, 09:00:00 Dilihat: 288x
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per Februari 2019 sebesar Rp23,15 triliun. Angka itu setara dengan 17 persen dari target penyaluran tahun ini yang sebesar Rp139,01 triliun.
Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan mayoritas KUR masih disalurkan ke sektor perdagangan sebesar Rp13,83 triliun. Kemudian, KUR sebagian besar juga dinikmati oleh sektor produksi yang diberikan melalui industri pertanian dan pengolahan.
Untuk pertanian total KUR tersalur mencapai Rp5,37 triliun dan pengolahan Rp1,15 triliun. Sisanya, KUR dikucurkan ke jasa kemasyarakatan sosial budaya sebesar Rp1,33 triliun dan penyediaan akomodasi sebesar Rp576,42 miliar.
"Tahun ini ditargetkan sektor produksi naik menjadi 60 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 50 persen," ungkap Iskandar, Kamis (4/4).
Target dibuat agar uang dari KUR tak hanya berputar di sektor perdagangan saja. Bila banyak dimanfaatkan untuk sektor produksi, maka manfaatnya lebih signifikan untuk nasabah dan ujungnya berimbas positif ke ekonomi negeri.
Pasalnya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga memiliki andil besar dalam menggerakkan ekonomi. "Kalau di perdagangan kan barang lima ya hanya jual lima. Kalau produksi, output bisa lebih banyak lagi, yang dihasilkan semakin banyak," jelas Iskandar.
Sementara itu, total penyaluran KUR sejak 2007 sampai Februari 2019 sebesar Rp357 triliun. Porsi penyaluran KUR masih berpusat di Pulau Jawa, yakni 54,29 persen atau sebesar Rp194 triliun dari total KUR yang sudah dikucurkan.
Setelah Pulau Jawa, KUR juga banyak digelontorkan di Sumatra dengan porsi 20,34 persen atau 73 triliun. Selanjutnya, Sulawesi memberikan kontribusi sebesar 10,22 persen atau Rp36 triliun, Bali sebesar 7 persen atau 25 triliun, Kalimantan 6,06 persen atau Rp22 triliun, dan Maluku serta Papua 2,09 persen atau Rp7 triliun.
"Kebanyakan memang masih di Pulau Jawa, karena UMKM juga masih banyaknya di Jawa," pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com