Indonesia Rayu India Investasi Sektor IT dan Farmasi
22 Maret 2019, 09:00:03 Dilihat: 293x
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengajak India untuk berinvestasi pada bidang teknologi informasi (IT) dan farmasi di Indonesia. Sebab, negara dengan penduduk terbesar kedua di dunia itu merupakan negara yang terkemuka dalam bidang IT.
Deputi Bidang Perencanaan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ikmal Lukman mengatakan investasi di bidang IT akan mendorong pengembangan perusahaan rintisan (start up) yang mulai menjamur di Indonesia.
"Nah, mereka coba masuk di situ, apalagi banyak start up yang perlu kita kembangkan, dalam konteks e-commerce. India ini banyak masuk di IT untuk para pemula-pemula," katanya Selasa (19/3).
Selain bidang IT, Indonesia juga mendorong India untuk masuk ke sektof farmasi. Pasalnya, industri farmasi di India cukup berkembang, sehingga ia meyakini dengan masuknya investasi India di bidang farmasi, maka akan meningkatkan daya saing industri farmasi dalam negeri.
"Terutama untuk bahan baku obat. Itu yang coba kami dorong masuk ke Indonesia. Ini jenis yang berbeda dengan negara lain, terutama dengan Eropa, jadi pasti harganya lebih bersaing," terang dia.
Tidak hanya di Pulau Jawa, investasi dari India juga diarahkan untuk pembangunan di luar Pulau Jawa. Utamanya, untuk pengembangan 12 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemerintah berharap India bisa menyokong pembangunan infrastruktur pendukung di kawasan tersebut lantaran mereka memiliki industri baja yang kuat.
"Tentunya India bisa bekerja sama dengan dunia usaha di Indonesia untuk membangun infrastruktur yang belum tersentuh investasi. Kami tidak mau bergantung pada APBN," imbuhnya.
Ke depannya, kata Ikmal, kerja sama ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menanamkan investasi di India. Bahkan, Ikmal berujar, Indonesia berpotensi untuk membangun infrastruktur di Indonesia sebagaimana kerja sama dengan beberapa negara di Timur Tengah.
Data BKPM menyebut realisasi investasi India di Indonesia mencapai US$82,1 juta pada 2018 yang menepatkan India pada posisi ke 23 negara dengan investasi terbesar di Indonesia. Jumlah investasi itu menurun dari realisasi 2017 lalu yang tercatat sebesar US$286,6 juta dan menempatkannya di peringkat 16.
Ikmal bilang penurunan investasi itu merupakan pengaruh siklus lima tahun menjelang Pemiihan Presiden (pilres) 2019. Ia optimistis investasi akan kembali mengalir setelah pesta demokrasi, baik dari India maupun negara lainnya.
Sumber : cnnindonesia.com