"Meski potensi pelemahan tidak sepenuhnya terjadi namun, tetap perlu mewaspadai setiap potensi perubahan," pungkasnya.
Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pekan lalu menguat pasca rilis penurunan harga BBM, elpiji, dan harga semen. Selain itu, tetapnya suku bunga Bank Indonesia (BI rate) juga direspon positif oleh pelaku pasar.
"Laju Yuan dan Euro sedang melemah, terutama setelah Bank Sentral Swiss. Selain itu, laju Dolar AS sempat melemah setelah merespon peningkatan klaim pengangguran sehingga dapat dimanfaatkan Rupiah untuk menguat," ujar Kepala Riset dari Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), Reza Priyambada.
Pada Senin (19/1), Reza memprediksikan Rupiah berada di atas target level resisten 12.600, yakni Rp12.605-12.589 (kurs tengah BI).
"Meski potensi pelemahan tidak sepenuhnya terjadi namun, tetap perlu mewaspadai setiap potensi perubahan," pungkasnya.
Source