Tutup Pabrik, Penjualan Rokok Sampoerna Sudah Lesu Sejak Tahun Lalu
19 Mei 2014, 09:00:43 Dilihat: 444x
Jakarta -PT HM Sampoerna Tbk berencana menutup dua pabrik rokok jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT) pada akhir Mei 2014, karena pasar yang turun sehingga berdampak pada omzet. Kondisi ini sudah dilaporkan ke pihak Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) sejak tahun lalu.
Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemenakertrans Irianto Simbolon mengatakan dalam laporan yang diterima pihaknya, produsen rokok tersebut mengaku penjualan SKT menurun sejak setahun terakhir.
"Sejak satu tahun lalu, itu kan memang HM Sampoerna sudah melaporkan penurunan omzet. Karena memang pasarnya menurun, kami mengerti setelah dijelaskan oleh manajemen," kata Irianto kepada detikFinance, Senin (19/5/2014).
Dijelaskan Irianto, kebijakan ini diambil Sampoerna sebagai langkah terakhir setelah sejumlah upaya penyelamatan dua pabrik yang berlokasi di Jember dan Lumajang, Jawa Timur tak ada perbaikan.
"Sampoerna sendiri juga sudah melakukan langkah-langkah yang bijak seperti yang sudah diatur oleh undang-undang seperti merumahkan dulu karyawannya. Namun setelah semua proses itu di jalankan ternyata kan memang kondisi tidak membaik karena memang pasarnya yang menurun," papar Irianto.
Irianto meminta kepada semua pihak agar tetap bersikap tenang menghadapi masa sulit ini. Ia pun berharap agar hal serupa tidak terjadi pada produsen rokok lainnya.
Dalam keterangan resminya, Sampoerna telah mengumumkan bahwa produsen rokok ini terpaksa menghentikan kegiatan produksi pabrik SKT yang berlokasi di Jember dan lumajang per 31 Mei 2014.
Langkah ini memberi konsekuensi berat berupa PHK sekitar 4.900 tenaga kerja yang sebelumnya menggantungkan hidup di dua pabrik tersebut.
Penutupan dua pabrik ini dikalaim pihak perseroan lantaran menurunnya permintaan konsumen terhadap rokok jenis SKT yang tidak dilengkapi dengan filter.
Pihak majemen juga mengatakan bahwa keputusan untuk menutup dua pabrik tersebut merupakan pilihan terakhir yang telah dipertimbangkan secara menyeluruh untuk memastikan iklim usaha dan iklim kerja yang stabil.
(hen/hen)