JAKARTA - Menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) beberapa minggu ini menyentuh level dibawah Rp12.000 per USD. Hal ini tentunya membuat lega beberapa pihak, namun tidak bagi baik eksportir untuk perdagangan.
"Nah penguatan Rupiah ini, saya agak khawatir," ucap Bayu dikantornya, Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Bayu berharap, penguatan ini jangan terlalu menguat, karena ini akan mempengaruhi nilai ekspor. "Dari sudut perdagangan jangan terlalu cepat. Ini tidak baik," sambungnya.
Kendati demikian, Bayu belum menghitung pelemahan ekspor yang terjadi karena penguatan rupiah. "Belum tahu," cetusnya.
Sebelumnya, pagi ini Rupiah masih belum bergerak dari level Rp11.800 per USD. Melansir Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada non-delivery forward (NDF) menguat tipis ke Rp11.803 per USD, dari sebelumnya Rp11.825 per USD. Pagi ini Rupiah bergerak di kisaran Rp11.783-Rp11.813 per USD.
(rzk)