JAKARTA - Rilis akselerasi inflasi zona Euro telah membuat laju nilai tukar Euro mampu bergerak lebih tinggi dari USD. Dengan rilis akselerasi tersebut memberikan persepsi nantinya European Central Bank (ECB) akan menahan stimulusnya sehingga nilai tukar Euro dapat menguat.
Akan tetapi, Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan sentimen positif tersebut tidak banyak berimbas pada laju nilai tukar Rupiah yang masih dalam tren pelemahannya. Sentimen yang biasa datang di akhir bulan ialah perkiraan kondisi rilis data neraca pembayaran dan perdagangan turut mempengaruhi laju nilai tukar Rupiah.
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp12.000-11.950 per USD menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI).
"Laju Rupiah dapat bertahan di atas target support Rp12.070 per USD," ungkap Reza dalam risetnya, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Sebelumnya, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemarin ditutup menguat. Rupiah ditutup di level Rp11.770 per USD.
Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) berhasil naik 195 poin atau 1,63 persen menjadi Rp11.770 per USD. Dalam pergerakannya, Rupiah tertinggi di level Rp11.705 per USD, sedangkan terendah di level Rp11.958 per USD.(rez) (wdi)
Dani Jumadil Akhir - Okezone