TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1.478 ekor sapi siap potong asal Australia yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa malam 30 Juli 2013, langsung diangkut menggunakan truk tanpa harus mengantre di pelabuhan. Juru bicara PT Pelindo II (Persero), Sofyan Gumelar, menjamin waktu bongkar-muat (dwelling time) kapal GL Lan Xio yang mengangkut sapi impor itu hanya 2 jam.
"Kami sudah mengosongkan satu dermaga khusus, yaitu dermaga 109, untuk kapal itu," kata Sofyan kepada Tempo.
Kapal milik perusahaan Hong Kong yang angkat sauh dari Darwin, Australia, pada Jumat pekan lalu itu dijadwalkan tiba kemarin malam pukul 21.00. "Setelah proses di Bea dan Cukai, kami perkirakan pukul 23.00 (Selasa malam) sapi sudah bisa diangkut dengan truk," kata Sofyan.
Menurut Sofyan, PT Bina Mentari Tunggal selaku importir sapi sudah berkoordinasi untuk menyiapkan kedatangan kapal. Dengan demikian, dwelling time sapi tidak seperti kontainer biasa yang bisa memakan waktu hingga 9 hari.
Pemerintah memang sedang menggenjot impor sapi siap potong untuk menstabilkan harga daging menjelang Lebaran. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 699 Tahun 2013, izin impor sapi siap potong hanya diberikan kepada importir yang telah bermitra dengan rumah potong hewan (RPH) agar pemotongan dan pendistribusian bisa segera dilakukan. Jadi, sapi berbobot sekitar 450 kilogram per ekor itu dapat langsung dipotong dan didistribusikan ke pasar untuk meredam kenaikan harga menjelang Lebaran.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengakui pemerintah sulit mengendalikan harga daging sapi karena tidak memiliki stok daging sapi untuk mengintervensi harga. "Kalau sudah bicara intervensi harga, tidak mungkin dilakukan pemerintah tanpa pemerintah menguasai stok. Daging 1 kilogram saja kami tidak punya. Bagaimana bisa intervensi?" kata dia ketika ditemui di kantornya, Senin malam lalu.
Rusman mengatakan, penugasan impor daging kepada Bulog adalah salah satu langkah awal agar pemerintah bisa mengintervensi harga daging sapi di pasar. "Ke depan, barangkali kami akan mendorong BUMN untuk memelihara sapi bakalan," kata dia. Menurut Rusman, masih ada daerah yang berpotensi dikembangkan sebagai sentra peternakan sapi, seperti Papua Barat.
Gelombang pengiriman sapi siap potong selanjutnya dijadwalkan akan tiba hari ini. Diperkirakan sekitar 6.000 ekor sapi akan dikirim kembali dari Darwin. Hingga akhir Agustus, pemerintah berencana mendatangkan 40 ribu sapi siap potong.
PINGIT ARIA | BERNADETTE CHRISTINA