Dani Jumadil Akhir - Okezone
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengajukan revisi asumsi dasar subsidi listrik dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P). Revisi subsidi listrik dalam Rancangan APBN-Perubahan direvisi naik.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman menjelaskan, secara umum adanya penambahan beban subsidi lantaran tingginya harga dari sumber energi gas bagi pembangkit listrik, serta fluktuatifnya nilai tukar rupiah dibanding dolar Amerika Serikat (AS).
"Yang terpenting juga adalah naiknya asumsi Indonesia Crude Price (ICP) dari USD100 per barel menjadi USD108 per barel," ujar Jarman saat Rapat Dengar Pendapat di DPR, Jakarta, Kamis (23/5/2013).
Dengan begitu, Jarman mengatakan nota keuangan alokasi subsidi listrik pada awal tahun hanya sebesar Rp80,9 triliun. Kini, pihaknya mengharapkan kenaikan sebesar Rp99,97 triliun. "Kami mengusulkan adanya kenaikan beban subsidi lantaran ada sejumlah faktor yang menggerek beban biaya di tahun ini," tegasnya.
Lanjut Jarman mengungkapkan, subsidi listrik berjalan kini sudah mencapai Rp78,63 triliun. Pihaknya menginginkan adanya penambahan dalam APBN-P sebesar Rp87,24 triliun. Di samping itu adanya pembiayaan subsidi dari 2011 ke 2012 juga menciptakan beban biaya tinggi.
"Kemudian untuk carry over di 2014 juga menjadi salah satu acuan kami mengusulkan kenaikan subsidi listrik," tandasnya. (mrt)