PLASADANA.COM - Rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi diprediksi memberikan pengaruh bagi sektor perbankan, terutama terkait tingkat net interest margin atau selisih margin bunga (NIM) yang dipicu kenaikan inflasi akibat perubahan harga BBM.
Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti mengatakan, industri perbankan harus benar-benar berhati-hati dalam mengambil langkah. Tentu, jika tidak ingin tergerus paska kenaikan harga tersebut.
"Bank harus lihat sektor-sektor mana yang sensitif terhadap kenaikan inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah. Selain itu, bank juga harus jeli melihat kantong mana yang masih besar untuk di masuki," ujar Destry.
Bagi Destry, sektor ritel merupakan salah satu segmen bisnis perbankan yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Walaupun, ada kenaikan inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Aku lihat bank akan masuk ke ritel, karena ini sektor yang peluangnya masih bagus dibanding segmen korporasi yang marginnya semakin tipis," papar Destry.
Namun demikian, sambung Destry, langkah apa yang akan dilakukan industri perbankan dalam menyikapi kenaikan harga BBM bersubsidi masih akan sangat bergantung dengan kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia. Terutama, kata dia, jika BI nantinya membuat kebijakan menaikan tingkat suku bunga acuan atau BI rate.
Penulis: Heru Budhiarto