Sektor Riil dan Pembangunan
25 April 2013, 09:31:05 Dilihat: 181x

Laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2012 mencapai 6,23 persen, dengan besaran PDB atas dasar harga berlaku sebesar Rp8.241,9 triliun.
Pertumbuhan PDB tanpa migas pada 2012 mencapai 6,81 persen sebagai respons dari kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah mineral dan meningkatkan sisi hilir dengan mendorong pembangunan smelter. Pertumbuhan PDB sektoral terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 9,98 persen, serta terendah di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,49 persen.
Data di atas menunjukkan beberapa hal yakni: pertama, ekonomi nasional relatif kokoh dan terus berkembang di tengah ketidakpastian global. Kedua, proses pembangunan konektivitas nasional yang sementara berjalan telah menstimulasi aktivitas ekonomi, baik utama maupun turunan. Ketiga, transformasi struktural terus berjalan seiring pertumbuhan sektor sekunder dan tersier. Dan terakhir, kedisiplinan fiskal, stimulasi sektor riil, hingga stabilisasi moneter perlu terus dijaga dan ditingkatkan.
Sepanjang 2008-2012, PDB per kapita atas dasar harga berlaku terus meningkat. PDB per kapita pada 2012 mencapai Rp33,34 juta (USD3.562,64) atau tumbuh 59 persen dibanding 2008 sebesar Rp21,01 juta (USD2.201,51). Tumbuhnya sektor-sektor sekunder dan tersier telah mendorong perluasan lapangan kerja yang kemudian menjadi salah satu penopang pertumbuhan PDB per kapita.
Begitu pula membesarnya kelas menengah telah mendorong permintaan domestik. Di tingkat masyarakat bawah, sejumlah program prorakyat menjadi bantalan untuk terus menjaga daya beli kelas ini. Realita ini yang kemudian menjadi argumentasi logis dari kinerja dan pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.
BPS merilis perkiraan indeks tendensi konsumen (ITK) nasional pada triwulan I-2013 sebesar 107,80, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan terus membaik. Perkiraan ini didasari oleh peningkatan pendapatan rumah tangga, rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari, dan peningkatan konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan.
Secara umum, perbaikan kondisi ekonomi konsumen terjadi di semua provinsi (33 provinsi), di mana 17 provinsi di antaranya (51,52 persen) memiliki nilai indeks di atas nasional. Aktivitas sektor riil juga menunjukkan kinerja cukup menggembirakan. Di awal 2013, sejumlah apresiasi dan atribusi diberikan kepada Indonesia, misalnya publikasi Urban Land Institute (ULI) dan PricewaterHouse Coopers (PwC) menobatkan Indonesia (kota Jakarta) sebagai pasar yang paling menarik untuk investasi properti (mengungguli Hong Kong, Singapura, Shanghai).
Sisi menarik sektor ini juga ditandai dengan meningkatnya jumlah dan nilai perdagangan di lantai bursa efek Indonesia bersama- sama dengan sektor infrastruktur dan konstruksi. Di sektor transportasi, Asosiasi Penerbangan Internasional (International Air Transport Association- IATA) memproyeksikan pertumbuhan jumlah penumpang udara Indonesia dapat mencapai dua digit dibanding dengan pertumbuhan penumpang udara dunia yang hanya di kisaran tiga persen.
Nilai indeks tendensi bisnis (ITB) menurut BPS pada kuartal I-2013 meningkat dibandingkan kuartal IV-2012. Hampir semua sektor ekonomi pada kuartal pertama 2013 diperkirakan meningkat. Masih dalam catatan BPS, membaiknya kondisi bisnis domestik pada kuartal I-2013 terjadi karena peningkatan permintaan dalam negeri, harga jual, dan permintaan barang input, sedangkan permintaan dari luar ngeri relatif stagnan.
Dengan potret perkembangan sektor riil, khususnya konstruksi, infrastruktur dan properti, telah mendorong peningkatan permintaan barang input, salah satunya semen. Pertumbuhan konsumsi semen 2013 diproyeksikan mencapai 9-10 persen menjadi 60 juta ton dibanding 2012, 55 juta ton. Pada 2010, kebutuhan semen nasional mencapai 40,77 juta ton dengan produksi dalam negeri 40,72 juta ton.
Permintaan untuk 2011 naik menjadi 47,99 juta ton, dengan produksi nasional hanya 45,43 juta ton. Sementara di 2012, kebutuhan semen sebesar 55,16 juta ton dan kapasitas produksi industri mencapai 60,47 juta ton dengan nilai omzet industri mencapai USD5,1 miliar. Tren peningkatan pertumbuhan di sektor ini diprediksi terus terjadi hingga lima tahun ke depan, mengingat sejumlah agenda pembangunan infrastruktur dalam rangka konektivitas nasional serta perkembangan kelas menengah Indonesia.
Tahun ini pemerintah berencana merealisasikan 82 proyek MP3EI dengan groundbreaking sebanyak 14 proyek infrastruktur. Pembangunan proyek-proyek infrastruktur MP3EI ini juga mendorong permintaan semen dalam beberapa tahun ke depan. Besarnya permintaan dan faktor melimpahnya bahan baku semen di Indonesia mendorong 12 investor akan berinvestasi di sektor ini sepanjang 2013-2017 dengan nilai investasi sekitar USD6,68 miliar atau sebesar Rp65,03 triliun.
Investasi ini diperkirakan menambah kapasitas produksi semen nasional menjadi 108,77 juta ton atau bertambah 48,3 juta ton dari produksi tahun 2012. Di sektor transportasi, indikator lalu lintas domestik sebagai proksi mobilitas ekonomi antardaerah juga terus meningkat signifikan.
Pada 2012, jumlah penumpang udara tumbuh lebih dari 10 persen dari 2011 dengan total penumpang sebanyak 72,46 juta orang yang didominasi oleh penumpang domestik sebesar 66,62 juta, sedangkan penumpang internasional mencapai 8,85 juta. Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) memprediksi di 2013, penumpang pesawat di Indonesia tumbuh 13-15 persen, dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Pembelian 234 pesawat Airbus oleh maskapai penerbangan nasional Lion Air merupakan indikator sektor transportasi udara Indonesia sangat prospektif. Sebelumnya, Lion Air juga memborong 230 pesawat Boeing 737. Begitu juga AirAsia dan Citilink yang telah memesan masing-masing 475 pesawat dan 25 unit Airbus A320.
Potret ini merupakan indikator kinerja ekonomi sektor riil dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan ekonomi di sektor riil terus menjadi penopang ekonomi domestik di saat permintaan global mengalami tekanan dalam lima tahun terakhir.
Sebagai negara yang ditopang oleh konsumsi domestik (consumption-led growth) dan investasi (investment-led growth), strategi ekonomi nasional akan difokuskan pada penguatan sektor riil dan penguatan daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok menengah ke bawah (program prorakyat).
Di sisi lain, sumber-sumber pertumbuhan baru terus diidentifikasi khususnya sektor-sektor yang sarat dengan teknologi dan inovasi.
PROF FIRMANZAH PhD
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Koran SI/Koran SI/ade)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.