Rizkie Fauzian - Okezone
JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) berhasil positif meski tipis selama sepekan. Sentimen yang berasal dari pidato bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed yang masih akan memperpanjang program bond buying mempengaruhi pergerakan rupiah.
Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, selain itu nilai tukar euro turut menguat menanggapi kabar tersebut dan juga didukung oleh kenaikan trade balance Jerman dan industrial production Inggris.
"Sentimen lain yang mempengaruhi apresiasi Rupiah ialah kenaikan data business confidence di Australia yang menguatkan AUD dan positifnya data ekspor impor China meski secara total mencatatkan penurunan pada neraca perdagangannya," ungkapnya di Jakarta, Minggu (14/4/2013).
Selain itu upaya bank sentral Jepang dan AS menstimulus pertumbuhan ekonomi serta ekspektasi pelonggaran moneter oleh bank sentral China (PBoC), serta kenaikan current account Jepang juga turut mempengaruhi.
"Namun di sisi lain, penguatan juga dibatasi oleh turunnya data forex reverses Indonesia, sentimen investor confidence zona euro dan rilis BI rate yang tetap di level 5,75 persen yang dianggap pelaku pasar tidak sepadan untuk menghadapi inflasi yang dinilai cukup tinggi," imbuh Reza. (wdi)