Permintaan Valas Tinggi, Cadangan Devisa Terus Jeblok
08 Maret 2013, 15:27:21 Dilihat: 107x
Rezkiana Nisaputra - Okezone
JAKARTA - Meskipun cadangan devisa di Bank Indonesia (BI) mengalami penurunan, namun Bank Sentral tetap akan masuk ke pasar valuta asing (valas) domestik. Ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan likuiditas di pasar.
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menjelaskan, saat ini kondisi pasar valas Indonesia cenderung mengalami peningkatan permintaan valas. Bila tidak dilakukan intervensi, maka bukan tidak mungkin rupiah akan melemah parah.
"Inikan sejalan dengan nilai pertumbuhan ekonomi kita. Kita terus pantau, sepanjang suplainya kurang kalau kita bisa penuhi. Kami akan coba meningkatkan likuiditas yang ada di pasar," kata dia, usai Salat Jumat, di kawasan Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (8/3/2013).
Halim menuturkan, penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh kebijakan BI dalam mengintervensi nilai tukar rupiah pada mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Pada 28 Februari 2013, cadangan devisa di BI tercatat sebesar USD105,2 miliar atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yaitu USD108,8 miliar. "Itu sebabnya cadangan devisa kita sedikit berkurang, tetapi beberapa waktu terakhir," tuturnya.
Dia menjelaskan, intervensi BI untuk menjaga stabilitas rupiah dinilai sudah berhasil, karena beberapa waktu terakhir pasar cenderung sudah merasa nyaman. Halim melanjutkan, capital inflow sudah mulai masuk ke Indonesia, kalau pada tahun lalu yang jangka pendek, masuk sekira USD6 miliar.
"Sampai dengan akhir Februari 2013, inflows yang terjadi sudah mencapai USD2,3 miliar. Ini menunjukkan pasar valas sudah mulai yakin dan terkendali," kata Halim.
Menurutnya, Bank Sentral juga akan terus memperbaiki sejumlah kebijakan yang akan menjaga stabilitas rupiah, menekan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan kami dengan pasar valas, akan kami lanjutkan dengan beberapa perbaikan-perbaikan. Selama inikan kebijakan kami untuk mengakumulasi cadangan untuk digunakan saat diperlukan saja," tutupnya. (mrt)